Teks Khutbah Jumat Singkat

3 Tanda Diterimanya Ibadah

Ustadz Sadmonodadi

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد ... قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita bertaqwa  kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sesungguhnya ruhnya takwa adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya serta sabar dan ridha dengan takdir-Nya yang pahit. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, kepada keluarga beliau, kepada para sahabat dan semoga juga terlimpah kepada umatnya sampai akhir zaman.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!

Kita juga bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala, kita telah dimudahkan melakukan berbagai ibadah di awal Dzulhijjah tahun ini, hari-hari yang dimuliakan Allah. Kita telah melakukan sebanyak-banyak amal shaleh : berdzikir dengan memperbanyak tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, berpuasa Arafah, melaksanakan sholat idul Adha dan berqurban. Tentu kita berharap semua amal-amal kita itu diterima dan semua do'a-doa kita terkabul. Dan hanya itulah yang bisa kita lakukan : setelah berusaha melakukan terbaik, hasilnya kita serahkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

  Kaum muslimin rahimakumullah!

Ada petunjuk agama yang bisa menjadi pertanda diterimanya amal shaleh. Diantara tanda-tanda itu adalah : 

Pertama,  tidak berbangga atas amalnya.

Membanggakan  amal yang telah dilakukan merupakan sikap yang menciderai keikhlasan. Padahal ikhlas itu syarat diterimanya amal. Ikhlas seseorang dalam melakukan kebaikan  akan terkikis dengan rasa bangga yang membuncah di dada.   Membanggakan amal akan  tampak  dalam perbuatan sum'ah (memperdengarkan) dan  riya' (memperlihatkan) yang ujung-ujungnya memamerkan amal shalehnya dihadapan manusia.

Alih-alih menyuruh berbangga diri, agama menyuruh mukmin untuk berendah hati. Yang dituntunkan agama setelah beramal shaleh adalah kesadaran bahwa amalnya itu hanyalah sesuatu yang bernilai kecil dibandingkan dengan nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Amalnya masih banyak kurangnya meski sudah diusahakan sebaik-baiknya.  Oleh karena itu agama mengajarkan orang beriman untuk beristighfar sesudah melakukan amal shaleh. Beristghfar agar Allah berkenan mencukupkan atas semua kekurangan itu.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Istighfar adalah penutup semua amal shalih. Allah subhanu wa ta'ala memerintahkan para  hujjaj untuk istighfar setelah selesai ibadah hajinya. Berfirman Allah SWT pada surah al-Baqarah ayat 199 :

 ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (yaitu dari ‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allâh; sesungguhnya Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Demikian pula syariat memerintahkan untuk beristighar pada setiap selesai mengerjakan sholat,  seusai menuntut ilmu dan amal-amal lain. Bahkan sesudah nyata-nyata mendapat kemenangan sekalipun orang beriman tetap diperintahkan untuk meminta ampun. Allah berfirman : 

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ﴿١﴾وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا﴿٢﴾فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

"Apabila telah datang pertolongan Allâh dan kemenangan, dan kamu melihat manusia masuk agama Allâh dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat". [an-Nashr/110: 1-3]

Kaum muslimin rahimakumullah!

Kedua, diantara tanda diterimanya amal adalah semakin dimudahkan melaksanakan kebaikan.

Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barang siapa melaksanakan kebaikan lalu melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang lebih dahulu. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan, namun malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.

Terkait hal ini, ketika menjelaskan tafsir surah al-Lail Imam  Ibnu Katsir menulis :

مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 583).

Kaum muslimin rahimakumullah!

Ketiga,  diantara tanda diterima amal seseorang adalah orang itu semakin baik akhlaknya.

Kalau kita teliti petunjuk al-Qur'an dan sunnah, dapat disimpulkan bahwa setiap ibadah yang dilakukan dengan benar akan memiliki jiwa, akhlak dan perilaku orang yang melaksanakannya. Setiap ibadah bermuara pada pembentukan akhlakul kariimah. Maka akhlak yang mengikuti pelaksanaan ibadah seorang mukmin bisa menjadi tolok ukur diterima atau tertolaknya ibadah.

Ibadh sholat misalnya, shalat itu akan menjauhkan pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Allah SWT berfirman dalam ayat yang menjelaskan hikmah shalat:

وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ

 “Dan dirikanlah salat.  Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” [Al-Ankabut: 45].

Shalat bahkan tidak bisa menyelamatkan seseorang dari neraka  apabila sholatnya tidak bisa merubah perangai buruknya.  Suatu ketika seorang sahabat menyampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam :

إِنَّ فُلَانَةَ تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا

Artinya: “Sesungguhnya Fulanah melakukan ibadah malam dengan rutin, ia juga bersedekah, tapi ia menyakiti tetangga-tetangga dengan mulutnya.” Rasul pun kemudian bersabda :

 لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ

Artinya: “Ia tak punya kebaikan sama sekali. Dia termasuk ahli neraka.” (HR. Baihaqi)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah!

Diantara hikmah ibadah zakat adalah untuk menumbuhkan kepedulian kepada sesama. Puasa akan menghasung seseorang untuk mampu mengendalikan  nafsunya yang cenderung mendatangkan keburukan. Dalam hadits riwayat Imam Bukhari ditegaskan bahwa  Allah tidak akan memberi pahala atas lapar dan hausnya kepada orang yang man lam yada' qaulaz zuur wal 'amala bihi – orang yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta.

Demikian pun haji, ibadah haji yang diterima adalah yang bisa menumbuhkan akhlak mulia.  Haji mabrur akan menghadirkan bukan hanya tambahnya ketundukan kepada Allah, tetapi juga  menghadirkan sebanyak-banyak kemanfataan bagi sesama. Ditanya  Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam :  

قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟

Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’

 قال: “إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ

Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya).

Jama'ah Jum'at rahimakumullah!

Menutup khutbah siang ini saya mengajak diri saya sendiri dan jama'ah semua mari kita iringi kebaikan yang kita lakukan dengan perkara-perkara yang akan membawa kepada diterimanya amal itu. Tidak pamer kebaikan, mengikuti kebaikan dengan kebaikan-kebaikan selanjutnya dan senantiasa memperbaiki akhlaq kita. Dengan demikian  kita boleh berharap amal-amal kita akan menuai ganjarannya dan do'a-do'a kita mendapatkan ijabahnya. 

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah 2

الْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. . رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.  رَبَّنَا آتِنَا فِيالدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

Silahkan download dan sebarluaskan naskah khutbah jum'at singkat bahasa  format PDF melalui tautan link berikut:



Download PDF 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama