Teks Khutbah Jumat
Singkat
Puasa Asyura dan Puasa Tasua
Ustadz Sadmonodadi
إِنّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ
اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا
اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Puji dan syukur mari kita sanjungkan
ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala yang telah menganugerahi
kita nikmat iman dan Islam. Itulah nikmat terbesar yang Allah karuniakan
kepada hamba-Nya. Semoga kita senantia berada dalam keadaan Iman dan Islam
hingga akhir hayat kita.
Dan marilah kita bersama perkuat
ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu
wa ta'ala sebagaimana diperintahkan
:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi panutan dan teladanan paripurna
orang beriman.
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Sesungguhnya
Allah telah menyediakan banyak jalan agar para mukmin bisa mendekatkan diri
kepada Allah. Jalan-jalan itu berupa berbagai ibadah yang disyariatkan agama.
Dengan melaksanakan ibadah-ibadah itu orang yang beriman bisa meraih kebaikan
dan menghapus dosa.
Diantara
jalan menuju ridha Allah itu, adalah
disyariatkannya berbagai ibadah di bulan Muharram. Sesungguhnya Allah telah
memuliakan bulan Muharram ini yang memiliki sebutan khusus dalam Al-Quran
sebagai Al Fajr atau fajarnya tahun. Allah SWT berfirman dalam surat Al Fajr
ayat 1-2,
وَالْفَجْرِۙ
(1)
وَلَيَالٍ عَشْرٍ) 2)
Artinya:
"Demi waktu fajar, demi malam yang sepuluh,"
Di
bulan mulia ini dianjurkan berbagai ibadah yang salah satunya adalah
melaksanakan puasa. Secara umum setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak
puasa pada bulan Muharram ini; baik di awalnya, pertengahannya, ataupun di
akhirnya. Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam mendorong kita untuk banyak melakukan puasa pada bulan
tersebut sebagaimana sabdanya,
أَفْضَلُ
الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ
بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah
puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah
shalat wajib adalah shalat malam.”(HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
Namun
ada satu yang berpuasa padanya mendapat perhatian lebih dari syariat, yakni
pada hari kesepuluhnya yang dikenal dengan yaum ‘Asyura. Rasulullah telah melaksanakan puasa ini sejak masa
jahiliyah dan terus dilaksanakan ketika telah berhijrah ke Madinah. Hal ini
dijelaskan di hadits riwayat Imam Bukhari :
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ
قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah ra ia
berkata: Adalah (dahulu) pada hari Asyura orang Quraisy berpuasa pada masa
Jahiliyah, dan Nabi saw. (pada waktu di Makkah) pun tetap melakukannya. Ketika
sampai di Madinah, beliau tetap melakukan puasa Asyura bahkan memerintahkan
(kepada para shahabatnya) untuk berpuasa.
Ibnu
Abbas Radhiyallahu 'Anhu pernah menceritakan tentang puasa Nabi Shallallaahu
'Alaihi Wasallam,
مَا
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ
فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا
الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
“Aku
tidak penah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersemangat puasa pada
suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini,
yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Kaum muslimin rahimakumullah!
Diantara hikmah puasa asy-Syura
adalah menghapus dosa-dosa kecil satu tahun sebelum dan sesudahnya. Abu Qotadah
Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ : يُكَفِّرُ
السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ
الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab,
”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan
datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab,
”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no.
1162)
Jama'ah Jum'at rahimakumullah!.
Selain
menghapus dosa kecil setahun sebelum dan sesudah, sebagaimana amal-amal sunnah
lain, puasa asy-Syura juga menjadi penyempurna puasa wajib. Sebagaimana dalam
hadīts yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhāri di mana Rasūlullāh shallallāhu
'alayhi wa sallam bersabda Allāh Ta'āla berfirman:
اُنْظُرُوْا ! هَلْ لِعَبْدِيْ
مِنْ تَطَوُّعٍ ؟
"Maka
lihatlah kepada hambaKu adakah amalan-amalan sunnah?
فَيُكَمَّل
بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَة
Maka
sempurnakan dengan puasa atau ibadah sunnah itu, apa yang kurang dari
ibadah-ibadah yang fardhu.
ثُمَّ
يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
Demikian
juga seluruh amalan-amalannya."
Jama'ah
rahimakumullah!
Disunnahkan
untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal sembilan
Muharram yang dikenal dengan hari Tasu’a. Tujuannya, untuk menyelisihi kebiasaan
puasanya ahlul Kitab.
Ibnu Abbas radhiyallahu
’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk
melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ
وَالنَّصَارَى.
“Wahai Rasulullah,
hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas
beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ -
صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya
Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.”
Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Belum sampai tahun depan, Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim
no. 1134)
Kaum muslimin rahimakumullah!
Mengakhiri khutbah ini khatib
mengajak jama'ah sekalian untuk tidak melewatkan kesempatan berharga ini. Mari
bersemangat dalam memetik buah kemuliaan bulan Muharam khususnya terkait dengan
sunnah puasa Tasua dan puasa asy-Syura. Dengan melaksanakan ibadah-ibadah itu
akan ditetapkan pahala yang banyak, dihapus dosa-dosa dan ditambah-tambah
kesempurnaan ibadah wajib kita semua.
Meskipun demikian khatib juga
mengingatkan, janganlah kaum muslimin salah pengertian dan timbul anggapan yang
mengarah pada bermudah-mudah melakukan perbuatan maksiat dan dosa semata karena
anggapan bahwa puasa sunnat sehari saja dosa-dosa itu , bahkan dosa setahun
yang lalu dan yang akan datang segera akan terhapus. Semoga
Allah memberi taufik dan hidayah.
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ وَكَفَى، وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى
اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ
وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ
الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى
وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
للَّهمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا
الَّذي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا ، وأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا التي فِيهَا مَعَاشنا ،
وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتي فِيهَا مَعَادُنا، وَاجْعلِ الحيَاةَ زِيادَةً لنا
في كُلِّ خَيْرٍ ، وَاجْعَلِ المَوتَ راحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍ
رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ
وَأَخْرِجْنا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى
الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى تَبِيِّنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ
عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ.
وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
Posting Komentar