Teks Khutbah Jumat Singkat

Memaknai Peringatan Maulid

Rasulullah SAW

Ustadz Sadmonodadi

الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.قَالَ الله تَعَالى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, أَمّا بَعْدُ

 

Kaum Muslimin rahimakumullah!

Pada setiap bulan  Rabiul Awwal kita diingatkan akan peristiwa besar  yakni kelahiran  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kelahiran beliau merupakan  karunia teragung yang Allah turunkan kepada umat manusia.  Dengan perantara dakwah Rasululullah,  Allah menyelamatkan manusia dari kesesatan dan menjaga dari kehancuran.

Keagungan akan nikmat itu disampaikan oleh Allah subhanahu wata'ala pada  surah  Ali Imran  ayat 164.  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ::

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri ...”

Kaum muslimin rahimakumullah!

Banyak cara dilakukan kaum muslimin dalam memperingati Maulid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bagaimanapun cara memperingatinya, sesungguhnya yang paling utama adalah  peristiwa Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam haruslah mampu  memberi makna bagi kehidupan muslim. Peringatan kelahiran Rasulullah bukan sekedar bernostalgia masa lalu atau reuni spiritual. Peringatan Maulid Nabi haruslah menjadi momentum untuk  mengokohkan  ghirah perjuangan dan semangat jihad dalam menegakkan kalimat Allah subhanahu wa ta'ala.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Lantas apa yang perlu kita lakukan terkait dengan peringatan Maulid Nabi  agar kita bisa mengokohkan iman dan mengobarkan ghirah  untuk menegakkan agama pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas?

Diantara yang perlu selalu kita kenang dan kita kontemplasikan,  selanjutnya kita  tanamkan kuat-kuat dalam jiwa kita adalah :

Pertama, memahami  tugas-tugas yang diberikan Allah subhanahu wa ta'ala kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam.

Kehadiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam membawa misi agung. Diantaranya sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 164 yakni :

 يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

... membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Ayat ini menjelaskan bahwa misi utama Rasulullah diutus kepada umat manusia adalah  membacakan ayat-ayat Allah; baik yang berupa wahyu Alquran ataupun ayat-ayat kauniyah berupa fenomena alam semesta . Pembacaan di sini berarti bahwa Allah SWT mengajarkan pembacaan dan makna Alquran kepada Nabi Muhammad dan Rasulullah SAW ditugasi untuk mengajarkannya kepada manusia

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam juga ditugasi untuk menyucikan manusia agar jiwa mereka bersih dari segala macam kotoran dan penyakit hati.  Dengan jiwa yang bersih manusia akan terbuka menerima kebajikan dan mampu menolak kemungkaran.

Tugas Rasulullah lainnya menurut ayat  tadi adalah mengajarkan al Qur’an, baik tujuan serta kandungannya, menafsirkan ayat-ayatnya, menjelaskan makna, hakikat, hukum-hukumnya baik perintah maupun larangan serta syariat dan adab yang tercakup di dalamnya.

Beliau Saw juga mengajarkan hikmah yakni sunnah serta pemahaman terhadap agama. Termasuk rahasia, hikmah, tujuan yang melengkapi pengajaran al Qur’an. Hikmah juga diartikan dengan ilmu yang bermanfaat, yakni ilmu yang disertai dengan pengamalan yaitu sunnah nabawiyah al muthahharah.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah!

Kedua, dengan mengenangkan kelahiran Rasululah shallallahu 'alaihi wassalam kita akan belajar akan  kesungguhan Rasulullah melaksanakan tugasnya.

Kalau kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh perjalanan hidup beliau, kita akan mendapati bahwa dalam melaksanakan tugasnya, beliau lakukan dengan ihsan dan itqan. Ihsan dan itqan  adalah dua istilah yang terdapat dalam Alquran dan sunah yang berkaitan dengan amal perbuatan seorang Muslim.

Ihsan berarti optimalisasi dalam kebaikan. Artinya, kebaikan apa pun yang dilakukan seorang Muslim harus selalu optimal dalam persiapan dan pelaksanaannya, agar hasilnya didapat secara optimal pula. Allah SWT berfirman dalam QS al-Mulk [67]: 2:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

 "(Dia) Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya (optimal). Dan, Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun."

Sedangkan, itqan berarti kesungguhan dan kemantapan dalam melaksanakan suatu tugas, sehingga dikerjakannya secara maksimal, tidak asal-asalan, sampai dengan pekerjaan tersebut tuntas dan selesai dengan baik. Rasulullah SAW bersabda,  

إن اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

"Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melaksanakan suatu pekerjaan, maka pekerjaaan tersebut dilakukannya dengan itqan." (HR. Muslim).

Karena itu, ihsan dan itqan seharusnya selalu menjadi ruh dan spirit bagi setiap Muslim dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Orang beriman semestinya senantiasa menengok Rasulullah sebagai  teladan dalam aqidah, ibadah, muamalah dan akhlaq.

Bukan saja terlihat dari sisi luarnya, Rasulullah juga sungguh-sungguh menyayangi  umatnya dan tidak ingin umatnya menderita. Allah berfirman  :

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. At Taubah : 128)

Kaum muslimin rahimakumulla!

Ketiga, mengenang kelahiran Rasulullah semestinyanmenumbuhkan kesadaran akan   amanat untuk menegakkan agama Allah.

Al-Quran mengingatkan bahwa setelah berpulangnya  Rasulullah SAW, tugas menegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini jatuh dipundak orang-orang beriman. Allah berfirman :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلاَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمُ

 Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana“.[At-Taubah:71]

Sebagai umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, orang-orang beriman tanpa kecuali harus senantiasa merasa diamanati untuk memikul beban dan tanggung jawab dakwah, yaitu kewajiban menyeru dan mengajak manusia ke jalan Allah melalui tabligh , amar makruf, dan nahi munkar, serta beramal saleh dan menjadi contoh bagi keluhuran budi pekerti dan kemuliaan akhlaq.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Demikianlah, peringatan Maulid Nabi akan bermakna jika meningkatkan pemahaman kita terkait misi diutusnya Rasulullah dan menyulut ghirah untuk menegakkan agama untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat banyak.

Semoga Allah memberi kemudahan.

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِيْ وَلَكُمْ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah 2

ا َلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَاكُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ اَنْ هَدَانَا اللهِ. اَشْـهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ هَدَى مَنْ شَـاءَ اِلَى الصِّـرَاطِ الْمُسْـتَقِيْمِ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُ دَاعٍ اِلَى الطَّـرِيْقِ الْقَوِيْمِ. اَللّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين .  اَمَّابَعْدُ : يَااَيُّهَـاالنَّاسُ ! اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. . اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى .رَبَّنَا اتِنَـا فِى الدُّنْيـَا حَسَنَةً وَّفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَـا عَذَابَ النَّارِ.



Untuk membaca atau mencetak file khutbah jumat ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :


Download PDF

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama