Teks Khutbah Jumat Singkat

Kedudukan Ibu dalam Islam

Ustadz Sadmonodadi

Khutbah Awal

اَلسَّـــلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَاكُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ اَنْ هَدَانَا اللهِ. اَشْـهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ هَدَى مَنْ شَـاءَ اِلَى الصِّـرَاطِ الْمُسْـتَقِيْمِ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُ دَاعٍ اِلَى الطَّـرِيْقِ الْقَوِيْمِ. اَللّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.  اَمَّابَعْدُ : يَااَيُّهَـاالنَّاسُ ! اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Puji dan syukur marilah kita panjatkan hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, karena sampai saat ini kita masih diberi nikmat iman, Islam dan juga nikmat sehat. Dengan semua nikmat itu saat ini kita bisa berkumpul di masjid ini untuk melaksanakan satu kewajiban agung yakni ibadah Jum'at. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, keluarga dan sahabatnya. Dengan mengikuti petunjuk dan teladan beliau, kita berharap akan memperoleh syafaat beliau di yaumul qiyamah. Amiin yaa rabbal 'aalamin.

Jama’ah Jumat rahimakumullah!

Setiap tanggal 22 Desember kita memperingati Hari Ibu. Peringatan Hari Ibu merupakan bentuk penghargaan dan apresiasi kita kepada perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa. Diantara hikmah peringatan Hari Ibu adalah kita diingatkan akan kerja keras dan penderitaan  ibu didalam merawat  generasi muda agar tumbuh menjadi manusia dewasa yang sejahtera lahir-batinnya. Dengan mengingat semua itu diharapkan muncul penghargaan kepada ibu yang pada gilirannya akan menjadikan kita semua semakin menghormati dan berbakti kepada ibu kita.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah!

Agama Islam  memberikan kedudukan yang tinggi kepada seorang ibu. Bagaimana keutamaan seorang ibu dalam Islam digambarkan  dalam riwayat berikut. Suatu hari, demikian menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Nasa'I dan Imam Ahmad, shahabat Jahimah menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dan bertanya : " Ya Rasuulallah, saya ingin ikut berperang, saya minta pertimbangan anda?". Rasulullah bertanya : "Apa kamu masih punya ibu?. Shahabat Jahimah menjawab : " Masih yaa Rasul". Mendengar jawaban shahabat Jahimah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam selanjutnya bersabda:

فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا 

"Jagalah ibumu, karena surga itu berada di telapak kaki ibumu".

Jama’ah Jum’at rahimakumullah!.

Tentu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam faham betul besarnya keinginan shahabat Jahimah untuk syahid di kancah perang dalam membela agama. Tetapi berbareng dengan itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bahwa ibu shahabat Jahimah itu sudah tua dan membutuhkan penjagaan dan perlu dicukupi hidupnya. Untuk perlunya perang, masih banyak orang lain yang bisa melakukannya. Tetapi siapa yang bisa menjaga seorang ibu dengan penuh cinta dan kehati-hatian selain anak kandungnya sendiri?. Maka sungguh bijaksana Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam tatkala menyuruh shahabat Jahimah untuk menjaga ibunya dan mengurungkan keinginannya untuk berperang. Lebih lanjut Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, menjelaskan bahwa merawat dan mencukupi keperluan orang tua itu berpahala agung, seagung pahala syahid yakni surga tempat segala nikmat.

Jama’ah rahimakumullah!

Di beberapa ayat dalam al-Qur'an, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk berbuat baik kepada  kedua orang tua. Malahan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua itu menempati kedudukan tinggi sesudah  kewajiban taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Di dalam surat Al-Isra' ayat 23 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Menurut mufasir Rasyid Ridha, berbuat ihsaan kepada kedua orang tua itu wujudnya adalah bersikap sopan di dalam berbicara dan berperilaku, sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat  sehingga kedua orang tua merasa senang kepada anak. Berbuat baik kepada kedua orang tua juga dilakukan denganmencukupi kebutuhan orang tua secara wajar sesuai dengan keadaan.

Jama’ah rahimakumullah!

Selain memerintahkan kita agar berbakti kepada orang tua, agama juga memberi petunjuk agar kita lebih mengutamakan berbakti kepada ibu selain berbakti kepada bapak. Shahabat Abu Hrairah r.a. pernah menyampaikan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Dari Abu Hurairah, beliau berkata :   seseorang mendatangi  Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam kemudian bertanya : yaa Rasulallah kepada siapa saya harus berbakti dengan baik? Rasulullah menjawab : Ibumu. Orang itu berkata lagi : kemudian siapa? Rasulullah menjawab : Ibumu. Orang itu berkata lagi : kemudian siapa? Rasulullah menjawab : Ibumu. Orang itu berkata lagi : kemudian siapa? Orang itu terus bertanya : kemudian siapa? Rasulullah menjawab : bapakmu?".

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!.

Lantas mengapa kita semua diperintah mengutamakan bakti kita kepada ibu daripada bapak?. Agama memerintahkan anak agar lebih mengutamakan bakti kepada ibu karena ibu mendapat tugas yang berat terkait anak. Ibu telah mengandung bayi selama 9 bulan dalam keadaan payah. Kadang-kadang seorang ibu ketika mengandung mengalami keadaan yang tidak biasa : lemas, pusing, muntah-muntah dan tidak enak makan.

Keadaan payah ini juga dirasakan ibu saat melahirkan anaknya. Rasa sakit yang tidak tergambarkan menyertai hadirnya sang bayi ke dunia ini. Malah-malah tidak sedikit seorang ibu harus meregang nyawa saat melahirkan puteranya.

Sesudah kelahiran, hanya ibu yang bisa dengan penuh cinta dan kehati-hatian mencukupi kebutuhan bayi tak berdaya itu : memberi ASI saat bayi lapar dan haus, menyelimuti ketika kedinginan, memberinya obat saat sakit, memijatnya ketika lelah dan lain-lain pengorbanan ibu. Ayat 26 surah al-Ahqaf menerangkan  :

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهُ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا

" Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).”  

Kaum muslimin rahimakumullah!

Selain itu menurut mufasir Qurais hihab, berbakti kepada ibu harus lebih diutamakan karena ibu diberi tugas untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin umat. "Ibu" dalam bahasa al-Quran disebut umm. Dari kata umm ini dibentuk kata imam (pemimpin) dan ummat. Kata-kata itu itu mengandung pengertian "yang dituju" atau "yang diteladani".

Maka umm atau "ibu" mempunyai tugas untuk memberi perhatian yang sungguh-sungguh kepasa anak. Ibu juga diperintahkan untuk menegakkan akhlakul karimah di dalam dirinya karena seorang ibu itu merupakan teladan utama bagi anak. Dengan memberi perhatian yang sungguh di dalam mendidik anak serta memberi teladan akhlak yang baik, seorang ibu akan melahirkan pemimpin-pemimpin umat. 

Apabila ibu dengan baik memberi perhatian kepada pendidikan anak, dan jika ibu bisa menjadi teladan budi pekerti yang baik bagi anak, maka sesungguhnya ibu telah memberi jalan menuju sukses kehidupan dunia dan akhirat anaknya. Sebaliknya jika seorang ibu lalai mendidik anak dan suka memberi contoh perilaku yang kurang baik, maka sesungguhnya ibu telah menyiapkan jalan yang sempit dan berliku bagi anaknya.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Barangkali kita telah merasa cukup dalam melaksanakan kewajiban kita kepada orang tua. Barangkali kita merasa telah berbakti dan berbuat baik kepada orang tua : menjaga sopan santun dalam berbicara dan bersikap serta telah mencukupi semua kebutuhan orang tua. Pendeknya kita merasa tidak ada kurangnya dalam bakti kita kepada kedua orang tua. Semoga memang begitu adanya. Namun demikian, ada baiknya kita perhatikan riwayat berikut agar kita bisa mengambil pelajaran.

Dikisahkan, saat sedang melaksanakan thawaf, Nabi Muhammad bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu, ''Kenapa pundakmu itu?'' Jawab anak muda itu, ''Ya Rasulullah, saya dari Yaman. Saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika shalat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya.'' Kemudian anak muda itu bertanya, ''Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?''

Nabi Muhammad sangat terharu mendengarnya, sambil memeluk anak muda itu beliau bersabda, ''Sungguh Allah ridha kepadamu, kamu anak yang saleh, anak yang berbakti. Tapi anakku, ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan terbalaskan oleh pengorbanan dan kebaikanmu.''

Kisah di atas memberikan pelajaran berharga bagi kita bahwa kasih sayang dan cinta seorang ibu kepada anaknya tidak akan terbalas dan tidak akan ternilai dengan apa pun. Perjuangan seorang ibu untuk seorang anak sangat luar biasa. Ketulusan dan kesabarannya dalam menjaga seorang anak sejak dari kandungan hingga anak tersebut dewasa dan bahkan hingga si anak sudah berkeluarga tidak akan tergantikan.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Semoga khutbah ringkas ini bisa memotivasi kita semua untuk lebih bersemangat dalam berbakti kepada kedua orang tua kita; baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ.

KHUTBAH  2

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ  يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.

 

 

Untuk membaca atau mencetak file khutbah jumat singkat bahasa Indonesia ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama