Teks Khutbah Jumat
Singkat
Sebanyak-banyak Amal Shalih
Ustadz Sadmonodadi
الحمد
لله الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا إِلَى دِينِ الأِ سْلاَمِ وَ جَعَلَ
رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا وَرَحْمَةً لِلنَّاسِ وَاشْكُرُونِعْمَةَ اللهِ إِنْ
كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون وَ لَعَلّكُمْ تَتَّقُون. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ
إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُولُه, الَلّهُمّ صَلّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ
المُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ, أمّا بَعْدُ
Jamaah Jumat rahimakumullah!
Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan merupakan suatu momen yang penuh
keharuan bagi orang-orang beriman. Bersedih harus berpisah dengan bulan yang
penuh barakah, rahmat dan maghfirah. Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam kitab Latha’if Al
Ma’arif berkata :
كَيْفَ لاَ تَجْرِى
لِلْمُؤْمِنِ عَلَى فِرَاقِهِ دُمُوْعُ وَ هُوَ لاَ يَدْرِي هَلْ بَقِيَ لَهُ فِي
عُمْرِهِ إِلَيْهِ رُجُوْع
“Bagaimana mungkin air mata seorang mukmin tidak berlinang kala berpisah
dengan bulan Ramadhan. Sementara dia tidak
mengetahui tersisa dari umurnya untuk kembali bertemu dengannya“. (Latha’if
Al Ma arif 217)
Umat
Islam pastinya akan bersedih manakala Ramadhan segera pergi. Sebab, begitu
banyak kemuliaan yang didapatkan. Ramadhan yang penuh keberkahan dan keridhaan
Allah itu akan segera pergi meninggalkan mereka. Bulan ketika orang-orang
berpuasa dan menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah.
Bulan
yang Allah bukakan pintu-pintu surga, Dia tutup pintu-pintu neraka, dan Dia
belenggu setan. Bulan ketika napas-napas orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada minyak kesturi. Bulan ketika Allah setiap malamnya
membebaskan ratusan ribu orang yang semestinya masuk neraka.
Mereka
menangis karena merasa belum banyak mengambil manfaat dari Ramadhan. Mereka
sedih karena khawatir amalan-amalan mereka tidak diterima dan dosa-dosa mereka
belum dihapuskan. Mereka berduka karena boleh jadi mereka tidak akan bertemu
lagi bulan Ramadhan yang akan datang.
Kaum
muslimin yang dirahmati Allah!
Bukan hanya menangis, para salafus shalih bersungguh-sungguh
memanfaatkan hari-hari yang tersisa. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam terlihat lebih rajin di akhir Ramadhan lebih dari hari-hari
lainnya; sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ
الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi
kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi contoh dengan
memperbanyak ibadahnya saat sepuluh hari terakhir Ramadhan. Untuk maksud
tersebut beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menjauhi
istri-istri beliau dari berhubungan suami isteri. Beliau pun tidak lupa
mendorong keluarganya dengan membangunkan mereka untuk melakukan ketaatan pada
malam sepuluh hari terakhir Ramadhan Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiallahu ’anha mengatakan :
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ
شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh
hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi
para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan
membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan untuk
memperbanyak ibadah di akhir Ramadhan dan disunnahkan pula untuk menghidupkan
malam-malamnya dengan ibadah.”
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Kalau kita kemarin belum bersungguh-sungguh di dalam
beribadah tidaklah perlu disesali sangat.
Kalau kita terlewat meraih awal seadanya setidaknya kita berusaha
menutup dengan baik, karena akhir adalah penentu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam
bersabda memberikan kabar gembira bagi kita: innamal a'maalu bil khawaatim
- sesungguhnya amal itu di tentukan oleh penutupnya". [HR. Bukhari 6607]
Oleh karena itu jamaah yang berbahagia, hendaklah kita yang
tertatih di awal perjalanan, marilah ini akhir Ramadhan ini kita kejar ketertinggalan itu, karena amal di nilai dari
akhirnya.
Baguslah
sekiranya kita renungkan perkataan Imam
Ibnu Rajab rahimahullah:
”Wahai para hamba Allah, sesungguhnya bulan Ramadhan itu jelas akan berlalu,
dan (sekarang) tidak tersisa kecuali tinggal sedikit. Maka barang siapa
diantara kalian telah berbuat baik padanya, hendaknya ia menyempurnakannya. Dan
barang siapa yang meremehkan sebelumnya, hendaknya
ia menutupnya dengan kebaikan. Maka amalan itu tergantung akhirnya. Maka
bersenang-senanglah kalian dengan yang masih tersisa dari malam-malam yang
penuh cahaya dan siangnya.
Sampaikanlah
ucapan perpisahan dengan amalan shalih, yang akan bersaksi untuk kalian di sisi
Dzat Yang Maha Raja, Yang Maha Mengetahui. Dan sampaikanlah pelepasan ketika berpisah
dengan Ramadhan dengan sesuci-suci penghormatan dan Salam. ”
Kitab
Lathaif al-Ma’arif 1/209]
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Maka hendaknya kita bertawakal kepada Allah dan mengambil kesempatan dari apa
yang tersisa di bulan Ramadhan. Dan Ramadhan tidaklah tersisa kecuali beberapa
hari saja, namun dari apa yang tersisa ini terdapat kebaikan yang sangat
berlimpah. Maka jangan menganggap remeh dari apa yang tersisa ini.
Bersemangatlah semampu kita dan mengerahkan tenaga dan
segala daya untuk menghidupkan malam malamnya dan mengisi waktu siangnya dengan
tilawah, dzikir, doa, sodaqoh,. Terus berihtiar dan meraih lailatul qadr karena tidak
ada yang tahu di malam apa lailatul qadr ini dari sepuluh hari terakhir di
bulan romadhon kecuali Allah Ta'alaa.
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Hendaklah kita perhatikan perkataan ulama Tabi'in Imam Hasan Al-Basri :
"Berbuat baiklah di sisa Ramadhan niscaya diampuni kesalahan yang
berlalu maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena anda tidak tau kapan
bisa meraih rahmat Allah. ” (Hilyatul Auliya 11837)
Mengakhiri
khtbah ini khatib sampaikan nasehat mulia dari Syaikh Utsaimin rahimahullah
:
"Saudaraku,
tutuplah bulan Ramadhan dengan bertaubat kepada Allah Ta'ala dari kemaksiatan terhadap-Nya
dan kembali kepada-Nya dengan melakukan perkara yang diridhai-Nya. Karena
seseorang itu tentunya tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan kelalaian.
Seluruh Bani Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah
adalah orang yang bertaubat. Dan sungguh
Allah Ta'ala sendiri dalam al Qur'an telah menganjurkan dan begitu pula Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menganjurkan dalam sabdanya untuk beristighfar
kepada Allah Ta'ala dan bertaubat kepada-Nya. ”
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH 2
الْحَمْدُ
لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ بَعَثَهُ بَالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْن ،
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ أَجمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ
الدَعَوَاتِ وَيَآ قَاضِيَ الحَاجَاتِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ
لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن.
Posting Komentar