Teks Khutbah Jumat Singkat
Ustadz Mudiyono
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ
الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Puji
dan syukur hanyalah milik Allah Subahanahu wa ta’ala
atas pemberian nikmat-Nya kepada kita, sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Uswah
kita Nabi Besar Muahammad Shollallahu ‘Alaihi Wa Salam. Selanjutnya Khotib
berwasiat dari mimbar yang mulia ini marilah kita tingkatkan Iman dan Taqwa
kita kepada Allah Subahanahu wa ta’ala.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Banyak
nikmat dari Allah Subahanahu wa ta’ala yang tak terhitung jumlahnya,
salah satu nikmat dari Allah Subahanahu wa ta’ala yang diberikan kepada
manusia adalah kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur
dengan harta benda. Banyak orang bersedia mengorbankan apapun demi mendapatkan
hak untuk merdeka.
Pada
Bulan Agustus ini terdapat peristiwa besar bagi Bangsa Indonesia yaitu Merdeka
dari para penjajah, sejarah tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan
sumbangan para ulama, para pahlawan serta umat Islam begitu besar dan
menentukan dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah demi meraih
kemerdekaan, kontribusi mereka sangat bernilai dimata bangsa ini yang harus
senantiasa dijadikan suatu semangat untuk mengukir prestasi, Saatnya kita
menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama’ dan
pahlawan negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini
menuju kemerdekaan yang hakiki.
Jamaah Jumat
Rahimakumullah
Paling
tidak ada tiga cara untuk mensyukuri kemerdekaan ini, Pertama Dengan hati,
kita mesti yakin bahwa kemerdekaan didapat berkat rahmat dan pertolongan dari
Allah Subahanahu wa ta’ala. Kedua Dengan lisan, Syukur
jenis ini dengan mengucapkan Alhamdulillah, Syukur ini tidak saja dilakukan
pada saat mendapat nikmat kemerdekaan, tapi setiap kali mendapat nikmat dan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga Dengan anggota badan,
disini, kita mesti memanfaatkan kemerdekaan untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah Subahanahu wa ta’ala. Mengisi kemerdekaan
dengan melakukan amalan-amalan sholeh yang mendatangkan rahmat Allah Subahanahu
wa ta’ala.
Jamaah Jumat
Rahimakumullah
Kalau
kita kembali kepada sejarah Islam, tidak kurang dari 580 tahun terjadi
penjajahan aqidah. Bukan hanya aqidah yang dijajah, tempatnya pun dijajah.
Ka'bah yang digunakan untuk ibadah haji digunakan dan diambil alih oleh orang-orang
Arab jahiliah dengan model ibadah haji yang penuh dengan kemusyrikan. Ka’bah
dipenuhi dengan patung-patung berhala. Untuk membebaskan Masjidil Haram
dari berhala semacam hubbal, latta, uzza dan manat, Allah mengutus Nabi
Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wa Salam. Firman
Allah Subahanahu wa ta’ala:
لَقَدْ
مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ
أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Sungguh
Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
(QS. Ali Imran: 164)
Diutusnya
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Salam. diusia
40 tahun untuk membebaskan Masjidil Haram tidaklah mudah. Selama 13 tahun
Rasulullah berada di kota Makkah menyaksikan patung-patung kemusyrikan memenuhi
Ka’bah. Rasul pun hijrah ke madinah menyusun kekuatan. Tahun ke-1, ke-2, ke-4
sampai ke-7 H, Rasul belum mampu menundukan orang musyrik yang menjajah
Masjidil Haram, tidak ada jalan lain kecuali menanti pertolongan Allah
bagaimana cara memerdekakan Masjidil Haram.
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Pada
tahun ke-8 H turunlah perintah Allah untuk merebut Masjidil Haram dan ka'bah.
Berangkatlah Rasulullah beserta 10.000 tentara dengan strategi perang obor.
Setiap tentara membawa obor sebanyak-banyaknya. Lewat tengah malam Makkah
dikepung dari segala arah dengan obor dinyalakan. Melihat obor yang begitu
banyak, Abu Sufyan ketua orang musyrik waktu itu merasa tak mampu melawan
Islam. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-8 H dengan tanpa perlawanan, tentara
Islam menaklukkan Makkah, merdekalah Masjidil Haram dari tangan orang musyrik.
Kendati demikian aqidah belumlah merdeka karena orang-orang musyrik masih bebas
menyembah berhala di dalamnya. Tahun ke-9 H merupakan akhir dari peribadahan
orang musyrik di Masjidil Haram. Atas perintah Nabi, Ali bin Abi Thalib
membacakan pengumuman tentang kemerdekaan aqidah, “Mulai tahun ini orang musyrik
sudah tidak boleh lagi melaksanakan jenis peribadahan di Masjidil Haram.”
Merdekalah aqidah pada tahun ke-9 H. Lalu berduyun-duyun orang-orang masuk
Islam, dengan demikian perjalanan aqidah Islam tidaklah mulus tapi penuh dengan
rintangan. Pada tahun ke-10 H (tahun wafatnya Rasulllah) beliau menerima wahyu,
yang berisikan apa yang mesti dilakukan setelah merdeka.
إذَا
جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ , وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ
اللَّهِ أَفْوَاجًا , فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ
تَوَّابًا
“Apabila
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”
(QS. An-Nashr [110]:3)
Ketika
kemerdekaan telah diraih, Allah ta’ala memerintahkan untuk bertasbih,
memuji Allah, beristighfar, dan bertaubat sebab tidak menutup kemungkinan
selama memperjuangkan kemerdekaan banyak menyakiti orang, banyak
kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Jamaah Jumat
Rahimakumullah
Pelajaran
yang dapat kita ambil dari sejarah tersebut adalah mensyukuri kemerdekaan itu
hendaknya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berinstropeksi
terhadap segala kesalahan dan dosa lalu bertaubat tidak mengulangi kesalahan,
jika mensyukuri kemerdekaan dengan hal-hal yang negative maka bisa jadi seperti
yang pernah dialami kaum mudhor yang digambarkan dalam Al-Qur'an:
وَضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا
رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ
لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl [16]:112)
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba
yang bisa mensyukuri dengan benar atas segala ni'mat yang Allah berikan kepada
kita termasuk nikmat kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 ini…Aamiiin yaa
rabbal ‘alamiin.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ
اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا
كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ وَقَالَ
تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً
وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Posting Komentar