Teks Khutbah Jumat Singkat

Menjaga Kehormatan Orang Lain

Ustadz  Sadmonodadi

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jama’ah Jum’at rahimakumullah!

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang mulia.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pemilu, sebagai salah satu pilar demokrasi, adalah momen yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat kita memasuki periode pemilu, ada baiknya kita membangun kesadaran bersama tentang betapa pentingnya partisipasi aktif dalam proses ini bagi kemajuan bangsa dan masyarakat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran, Surah Al-Imran (3:110):

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk (memberi) petunjuk kepada (jalan) yang baik, kamu menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan kamu beriman kepada Allah."

Ayat ini mengajarkan kepada kita sebagai umat Islam untuk menjadi umat yang berkontribusi aktif dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. Pemilu adalah salah satu sarana di mana kita dapat berperan aktif untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang akan membimbing kita dalam menjalankan amanah Allah.

Partisipasi dalam pemilu bukan sekadar tanggung jawab, tetapi juga hak dan keharusan setiap warga negara. Dengan memberikan suara, kita berpartisipasi dalam pembentukan masa depan bangsa. Pemilu adalah momen di mana kita memiliki kekuatan untuk memilih pemimpin yang berintegritas, berkompeten, dan dapat mewakili aspirasi rakyat.

Partisipasi dalam pemilu juga merupakan wujud kecintaan kita terhadap negara dan masyarakat. Dengan memberikan kontribusi melalui pemilu, kita berkomitmen untuk turut serta membangun bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik.

Hadirin yang dirahmati Allah

Sayangnya, dalam kampanye politik, seringkali kita menyaksikan praktik-praktik yang membawa perpecahan dan konflik di masyarakat. Kadang untuk  mendapat simpati maasyarakat luas, seseorang tega  melakukan fitnah,  memproduksi  ujaran kebencian, dan provokasi. Kadang untuk kelihatan dirinya mulia;  dilakukan dengan cara menghancurkan kehormatan orang lain.  Akibatnya adalah munculnya kebencian dan permusuhan diantara anak bangsa.

Diantara perilaku buruk yang sering dilakukan kandidat dan para pendukungnya dalam kampanye adalah apa yang  Allah peringatkan dalam  surat al-Hujurat ayat 12 Allah berfirman  :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain (tajassus) dan jangan pula menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat ayat 12).

Pda ayat ini Allah menyebutkan tiga dosa sosial di masyarakat secara berurutan, yaitu su’udzon, tajassus dan ghibah.

Pertama su’udzon, Su’udzon artinya ‘prasangka buruk’ atau ‘berprasangka negatif’. Su’udzon adalah sikap mental yang tercela di mana seseorang memiliki kecenderungan untuk menduga-duga hal-hal buruk atau memiliki asumsi negatif terhadap niat dan perilaku orang lain tanpa alasan yang kuat. Suudzon dapat mengganggu hubungan sosial, menciptakan konflik, dan merusak keseimbangan mental dan emosional.

Kedua, berawal dari prasangka biasanya berlanjut ke  tajassus yakni mencari-cari kesalahan orang lain. Semakin besar semangat untuk melakukan tajassus, semakin besar pula kecenderungan membesar-besarkan kesalahan atau kekeliruan yang kecil. Apa yang sebenarnya merupakan kekhilafan dalam urusan sederhana yang wajar terjadi dan sepatutnya dimaafkan, ditampak-tampakkan sebagai kejahatan besar.

Ketiga, ghibah. Setelah mendapatkan keburukan atau aib orang lain jadilah gibah : yaitu memberitakan keburukan orang lain. Mengabar-kabarkan keburukan orang itu terlarang dalam agama, mekipun yang diberitakan itu kenyataan yang betul adanya. Karena sesungguhnya semua orang itu tidak suka aibnya diketahui orang banyak.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Memberitakan keburukan orang atau ghibah itu merupakan hal yang buruk. Saking buruknya perilaku ghibah, agama mengibaratkan orang yang meng-ghibah laksana  orang yang memakan bangkai saudaranya. Akan tetapi ada hal yang lebih buruk dari yng buruk itu, itulah apa yang disebut  fitnah. Fitnah itu mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya tentang orang lain. Fitnah itu berkata bohong untuk mendiskreditkan,  menodai nama baik atau merugikan kehormatan orang. Allah menyebut dosa fitnah itu seperti dosanya orang yang menghilangkan nyawa orang lain tanpa alasan yang dibenarkan : al-fitnatu asyaddu minal-qatl. Padahal membunuh orang itu termasuk al-kabair, salah satu dari dosa yang paling besar.

Kaum muslimin rahimakumullah

Sebagai orang beriman marilah kita menjadi kontestan atau pendukung yang bisa dicontoh. Mari kita jauhi perilaku  yang akan menodai tujuan baik dari pemilu. Hendaknya kita semua menjauhi fitnah, ghibah, adu domba, memprovokasi atau melakukan ujaran kebencian yang muaranya menumbuhkan permusuhan, perpecahan dan dendam  di kalangan anggota masyarakat. Meskipun saling berbeda kepentingan hendaknya  kita tetap saling menghormati.

Islam mengajarkan umatnya untuk terus menjalin persaudaraan dan menjaga hubungan baik antar sesama . Allah SWT berfirman dalam Surat Al Hujurat ayat 10.

 اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam juga menegaskan bahwa setiap muslim itu mulia. Haram kita ciderai darahnya, kehormatan dan hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ

“Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram, yaitu darahnya, kehormatannya dan hartanya.” (HR. Muslim).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits Riwayat Imam at-Tirmidzi :

مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ, رَدَّ اللهُ وَجْهَهُ النَّارَ

“Siapa yang mempertahankan kehormatan saudaranya yang akan dicemarkan orang, maka Allah akan menolak api neraka dari mukanya pada hari kiamat. ”

Hendaknya kita bahu membahu menjaga nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan dalam pemilu. Jauhi segala bentuk perilaku yang dapat merusak kebersamaan dan persatuan bangsa. Mari kita jadikan pemilu sebagai wahana untuk memilih pemimpin yang akan membawa perubahan menuju yang lebih baik, membawa kepada peningkatan keadilan dan kesejahteraan untuk semua.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

KHUTBAH 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.  اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

 Untuk membaca atau mencetak file khutbah jumat singkat bahasa Indonesia ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :


DOWNLOAD  

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama