Teks Khutbah Idul Fitri 1445 H / 2024 M

Hari Kemenangan

Ustadz Wismanto

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ



Maasyiral muslimin jamaah idul fitri rahimakumullah

Marilah senantiasa mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerah yang terus tercurah atas kita semua sehingga dihari yang penuh kebahagiaan ini kita bisa melaksanakan ibadah shalat idul fitri. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan atas teladan umat manusia nabi besar Muhammad SAW yang senantiasa kita rindukan syafaatnya dihari akhir.

Maasyiral muslimin jamaah idul fitri rahimakumullah

Melalui mimbar idul fitri ini saya berwasiat untuk selalu menjaga ketaqwaan kepada Allah dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan, semoga dengan taqwa Allah selalu membimbing kita dijalan yang diridhai-Nya. Amiin.

Maasyiral muslimin jamaah idul fitri rahimakumullah

Idul fitri adalah hari raya yang disyariatkan islam, hari ketika rasulullah mengajak seluruh kaum muslimin menampakkan kebahagiaan. Hari dimana kita semua disunnahkan keluar menuju tempat shalat ied dengan mengenakan pakaian yang paling baik dan paling dicintai. Hari dimana orang- orang yang memiliki harta diperintahkan menyisihkan sebagian untuk orang- orang yang kekurangan, sehingga semua umat islam bisa merasakan kebahagiaan bersama- sama dihari yang fitri ini.

  اَللهُ أَكْبَرْ  لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَلله ُأكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ اَللهُ أَكْبَرْ

Maasyiral muslimin jamaah idul fitri rahimakumullah

Idul fitri adalah hari kemenangan, kemenangan bagi orang- orang yang bersungguh- sungguh dalam memerangi hawa nafsu selama bulan ramadhan. Kemenangan bagi orang- orang yang telah melakukan jihad nafsiyah dengan menjalankan semua ibadah wajib dan sunnah selama bulan ramadhan. Maka pada kesempatan khutbah pagi ini akan khatib sampaikan tanda- tanda orang yang meraih kemenangan dihari yang suci ini.

1.     Kembali kepada fitrah

Salah satu tanda seseorang yang berhasil meraih kemenangan pada hari raya ini adalah ketika ia mampu mendapatkan kembali fitrah dirinya. Fitrah adalah hanif yang berarti condong terhadap kebenaran. Maka seseorang yang mampu mengembalikan fitrah dirinya sehingga ia semakin mencintai kebaikan dan kebenaran merupakan pertanda bahwa dirinya telah meraih kemenangan. Allah berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS.Ar- Rum:30).

 

Diakui ataupun tidak, selama satu tahun penuh kita lebih sering kalah dengan godaan syaitan, bahkan mungkin kita lebih patuh terhadap perintah syaitan daripada perintah Allah. Sehingga kita merasakan berat sekali manakala akan menjalankan ibadah dan semua bentuk ketaatan kepada Allah. Kita sulit menjaga ibadah shalat dengan tepat waktu, kita merasa berat untuk hadir dishalat jamaah, kita malas menghadiri majelis ilmu, bahkan kita merasa pelit untuk bershaqah. Ini adalah tanda bahwa syaitan hampir saja mengalahkan kita.

Maka dibulan yang penuh rahmat Allah membelenggu syaitan sebagai bentuk rahman dan rahim-Nya kepada kita semua. Dengan dibelenggunya syaitan kita merasakan ringan sekali menjalakan ketaatan kepada Allah. Shalat wajib dapat kita kerjakan tepat waktu, selalu hadir salat berjamaah, ringan menghadiri majelis ilmu, bahkan terbiasa mengulurkan tangan untuk bershadaqah.

Maka ketika kita memanfaatkan momen ramadhan dengan sepenuh hati akan menjadikan kita terbiasa berada dalam ketaatan dan akan menjadikan kita mencintai kebaikan. Sehingga inilah yang diinginkan syariat, pembiasaan diri melalui jihad nafsiyah akan menjadikan kita kembali kepada fitrah seperti kondisi kita saat pertama kali lahir didunia ini.  

Rasulullah bersabda:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka kedua orantuanya yang menjadikan anak itu yahudi atau nasrani atau majusi.” (HR. Bukhari & Muslim)

للهُ أَكْبَرْ  لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَلله ُأكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ اَللهُ أَكْبَر

2.     Peduli dan empati pada orang lain

Puasa Ramadhan memberikan kita pelajaran bahwa disekitar kita banyak sekali orang yang merasakan lapar dan haus bukan hanya saat terbit fajar sampai terbenam matahari. Rasa lapar dan haus yang mereka rasakan bukan semata karena menunggu waktu berbuka. Tetapi rasa lapar dan haus itu mereka tanggung karena memang tidak ada yang akan dimakan dan diminum, entah sampai kapan mereka akan terus merasakan rasa lapar dan haus.

Maka Ramadhan mengajak kita semua untuk berempati dan peduli terhadap orang lain. Kita ditakdirkan hidup sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan makhluk lain disekitar kita. Tidak pantas rasanya apabila kita makan minum dengan kenyang sementara disekitar kita banyak yang kelaparan dan tidak tahu harus kemana mencari makan. Tidak pantas rasanya manakala kita bersuka ria membuat acara pesta makan- makan kemudian memamerkan foto dimedia sosial sementara disekitar kita ada keluarga yang tidak bisa tidur karena kelaparan. Dimanakah hati Nurani kita . . .?

Cukuplah rasulullah sebagai teladan hidup, Rasulullah adalah manusia yang paling peduli dan paling dermawan bahkan dibulan Ramadhan kedermawanan beliau melebihi angin yang berhembus. Kalau kita tidak bisa menjadikan rasululllah sebagai teladan hidup, lalu kemana lagi kita akan mencari petunjuk ? Kalau ramadhan tahun ini belum mampu merubah kita menjadi menjadi lebih baik, lalu kapan lagi?. Semoga Allah masih memberikan kita waktu untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik. Bukankah Rasulullah telah mengingatkan kita:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” (HR. At- Thabrani)

Maasyiral muslimin jamaah idul fitri rahimakumullah

Akhirnya demikian khutbah idul fitri yang saya sampaikan pada pagi hari ini. Marilah kita berdoa kepada Allah untuk kebaikan kita, keluarga kita dan seluruh masyarakat sekitar kita.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

للَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

 

Untuk membaca atau mencetak file khutbah Idul Fitri singkat bahasa Indonesia ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :


DOWNLOAD  

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama