Teks Khutbah Jumat Singkat
Kedudukan Ilmu dalam Islam
Ustadz Sadmonodadi
اَلسَّـــلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَعُدْوَانَ اِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْــهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِ يْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وَاَشْــهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَ مِيْنِ. اَللّهـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
قال اللهتَعَالَ : يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Jama’ah rahimaukumullah!
Puji dan
syukur kita panjatkan hanya kepada Allah SWT, Dzat yang menciptakan manusia,
memenuhi kebutuhan dunianya dan yang
berkuasa mengambil hidup manusia kembali. Shalawat serta salam semoga terlimpah
kepada Rasulullah SAW, kepada keluarga rasul, kepada para shahabat, para
tabiin, tabiit-tabiin, dan semoga juga terlimpah untuk kita semua.
Mengawali
khutbah ini ijinkan khatib menyampaikan wasiat kepada kita semua, hendaklah
kita senantiasa berada di jalan taqwa dan janganlah mudah terbujuk godaan
syetan. Sebab hanya taqwallah yang akan menghantarkan kita menuju kebaikan
hidup; dunia dan akhirat.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Sesungguhnya
perhatian kepada ilmu, cinta kepada ilmu dan semangat untuk mencari ilmu merupakan
ciri hati yang sehat. Sebab hati yang
sehat akan memahami bahwa belajar ilmu itu mendatangkan manfaat yang besar
untuk dirinya. Dan Allah-pun memberi pujian bagi ahlul ilmi serta mengangkat derajat ahlul ilmi
melebihi hamba lainnya. Berfirman Allah di surat Mujaadilah ayat 11 :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ
“...Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat”.
Menegaskan pentingnya ilmu, pada
ayat lain Allah berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Katakanlah, "Apakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar: 9)
Jama’ah
rahimakumullah!
Tentu banyak bedanya antara orang yang berilmu dengan yang tidak. Yang
demikian itu mudah difahami oleh orang-orang yang menggunakan akalnya :
innama yatadzakkaru ulil albab (hanya orang berakal saja
yang dapat mengambil pelajaran). Sebaliknya orang-orang jahil
(tidak berilmu), tidak mengerti bahwa dirinya tidak punya ilmu dan merasa cukup
dengan kebodohannya. Orang-orang itu tidak mengerti pentingnya ilmu dan
mengerti bahwa ilmu itu kemuliaan yang agung dalam hidup ini.
Jama’ah
rahimakumullah,
Karena pentingnya ilmu, agami mewajibkan seluruh muslim untuk menuntut
ilmu. Kewajiban menuntut ilmu disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi
wassalam di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah :
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap
muslim”.
Pada saat
yang lain Rasulullah shallallahu alaihi wassalam menekankan pentinya
berilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ
فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barangsiapa
yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya
jalan menuju Surga". (HR. Muslim)
Jama’ah Jum'at rahimakumullah!
Lantas ilmu yang seperti apa yang harus dipelajari? Menurut Imam Ibnu Qayim
al Jauzi, ilmu yang wajib dipelajari diantaranya adalah :
Pertama, ilmu mengenai pokok-pokok keimanan meliputi iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul, hari akhir dan iman kepada takdir baik dan buruk.
Kedua, ilmu
tentang syariat-syariat agama. Diantara yang wajib adalah berkenaan dengan
perkara yang harus dilakukan oleh hamba seperti ilmu wudhu, shalat, puasa, haji
dan zakat. Kita wajib mengetahui perkara-perkara terkait dengan syariat
ibadah-ibadah tersebut umpamanya tentang syarat, rukun, wajib dan keutamaannya.
Ketiga, ilmu yang
wajib kita pelajari adalah ilmu tentang perkara-perkara yang dilarang. Diantaranya
adalah : menyekutukan Allah SWT, berzina, riba, minum khamer dan
larangan-larang lain.
Keempat, ilmu
berkenaan dengan interaksi antar manusia seperti bergaul dengan istri, anak dan juga kerabat. Demikian
juga ilmu berhubungan dengan orang banyak, umpamanya bagi pedagang wajib
mempelajari hukum perdagangan dan transaksi jual beli.
Jama’ah
rahimakumullah.
Sayangnya kesadaran untuk menuntut ilmu utamanya ilmu agama dikalangan
muslim terasa kurang mencukupi. Banyak saudara-saudara kita muslim yang tidak
menjadikan menuntut ilmu agama sebagai
hal yang penting. Sehingga masih banyak saudara-saudara muslim kita kurang
memahami agama bahkan bab-bab pokok di dalam agama saja tidak mengerti.
Jama’ah rahimakumullah!
Menutup khutbah ini khatib mengajak jama'ah semua, terlebih kepada diri
khatib sendiri, mari kita gemar mengaji. Sebab hanya dengan mengaji kita akan
mengerti agama yang merupakan pegangan hidup muslim. Dengan belajar agama kita
akan mengerti perkara-perkara yang dilarang sehingga kita bisa menjauhinya.
Dengan mengaji kita akan mengetahui perintah Allah sehingga kita bisa
mengindahkannya. Dengan ilmu kita bisa meraih kebahagian dunia-akhirat
sebagaimana perkataan ulama:
مَنْ اَرَدَ الّدُ نْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَدَ اْلاَخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِالْعِلمِ وَمَنْ اَرَدَ هُمَا
مَعًا فَعَلَيهِ بِالْعِلْمِ
“Siapa yang ingin dunia (hidup
bahagia di dunia), hendaklah ia berilmu, siapa yang ingin akhirat (hidup
bahagia di akhirat) hendaklah ia berilmu, siapa yang ingin keduanya, hendaklah
berilmu”.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِكْرِ
الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ
KHUTBAH 2
اَلْحَمْدُ للهِ
حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْـهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى خَاتَمِ اْلأَ نْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا
لاَ
تُزِغْ
قُلُوْبَنَا
بَعْدَ
إِذْ
هَدَيْتَنَا
وَهَبْ
لَنَا
مِن
لَّدُنْكَ
رَحْمَةً
إِنَّكَ
أَنتَ
الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا
آتِنَا
فِي
الدُّنْيَا
حَسَنَةً
وَفِي
الآخِرَةِ
حَسَنَةً
وَقِنَا
عَذَابَ
النَّارِ.
وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ
رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
إرسال تعليق