Teks Khutbah Jumat Singkat

Mengendalikan Marah

Ustadz Sadmonodadi

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. للهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .

 

Kaum muslimin rahimakumullah!

Puji syukur terpanjatkan ke hadhirat Allah subhanahu wa ta'ala. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, kepada keluarga beliau, kepada para sahabat dan semoga terlimpah juga kepada umat beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT karena kemuliaan kita dunia akhirat tergantung kepada derajad takwa kita.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah!

Akhir-akhir ini berbagai pemberitaan  (termasuk media sosial) dipenuhi  dengan kabar pembunuhan polisi di Jakarta. Kasus ini menjadi berita besar karena berbagai isu yang melekat di dalamnya. Kasus ini menjadi semakin menarik perhatian masyarakat karena selain penyidik,  berbagai lembaga negara  seperti Kompolnas,  Komnas HAM, Lembaga Pelindungan Saksi dan Korban bahkan DPR memberikan perhatian serius.  

Apapun alasan sebenarnya dibalik peristiwa ini, menurut pengakuan pelaku, peristiwa ini dipicu oleh kemarahan yang tidak tertahan. Kemarahan sesaat yang mendorong dilakukannya tindakan pembunuhan itu. Bermula dari kemarahan itu  pada gilirannya membawa akibat tragis bukan saja bagi pelaku tetapi juga mendatangkan penderitaan bagi keluarga, orang-orang dekat dan koleganya.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Dalam bahasa Arab, marah disebut sebagai ghadhab. Marah merupakan perasaan tidak senang karena perlakuan yang dirasakan tidak sepantasnya seperti merasa diperlakukan tidak adil,  disinggung harga dirinya , disakiti, dilecehkan atau  dikasari. Apabila marah ini tidak dikelola dengan benar bisa menyebabkan  tindakan diluar nalar yang pada akhirnya mendatangkan  bencana baik bagi dirinya maupun orang lain.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah!

Agama melarang seorang muslim marah, karena kemarahan akan menghilangkan akal sehatnya. Ketika seseorang marah, maka dia dikuasai emosinya dan oleh karenanya dia  tidak bisa berpikir jernih. Akibatnya tindakannya tidak didasarkan pada pertimbangan nalarnya. Tidak jarang orang yang dikuasai marahnya bisa melakukan perbuatan diluar nalar, melanggar syariat agama atau bertentangan dengan norma kemasyarakatan. Marah juga bisa mengantarkan kepada perbuatan yang  membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Larangan marah diantaranya dijelaskan dalam hadits berikut :  suatu ketika salah seorang sahabat Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta nasihat ringkas tentang sesuatu yang bermanfaat baginya dalam urusan agama  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ

Janganlah kamu marah!” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulang sabda beliau, “Janganlah kamu marah!” (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini, marah yang dimaksudkan adalah marah yang tidak terkendali, mengikuti emosi dan hawa nafsu yang pengaruhnya membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.

Jama'ah rahimakumullah!

Perlu dijelaskan disini, pada hakikatnya marah tidaklah terlarang karena merupakan tabi’at yang melekat pada diri manusia. Yang perlu dijaga  adalah kemarahan itu tidak seharusnya menghilangkan akal sehat, kemarahan yang tidak menimbulkan mata gelap. Kemarahan harus tetap terkendali sehingga hati tetap tenang dan nalar tetap jernih. 

Pada makna inilah  terdapat kesesuaian dengan isyarat dalam Al-Qur`ân sebagaimana firman-Nya Azza wa Jalla :

وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

" ... dan apabila mereka marah segera memberi maaf". [asy-Syûrâ/42 : 37].

Juga dengan firman-Nya Ta’ala:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"… dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan". [Ali ‘Imrân/3 : 134].

Jama'ah rahimakumullah!

Lantas bagaimana kita menjaga agar marah tetap terkendali sehingga  tidak merusak dan menimbulkan derita?

Diantara cara menawarkan  kemarahan bisa dilakukan dengan :

Pertama, hendaklah orang yang marah itu merenungi keutamaan dan ganjaran menahan amarah memberikan ma’af, sabar dan menahan diri dari  yang tidak mengenakkan hati.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ.

"Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai."[ HR Ahmad , Abu Dawud, at-Tirmidzi  dan Ibnu Majah ]

Kedua, hendaknya orang yang marah mengingat  azab akhirat  yang ditimpakan kepada orang-orang yang dikendalikan oleh marahnya.

Ketiga, hendaknya orang yang marah mengingat akibat buruk dari perbuatan yang ditimbulkan oleh nafsu yang tidak terkendali yang bisa menghancurkan dan kebinasaan hidup dunianya.

Keempat, hendaklah disadari bahwa kemarahan diakibatkan oleh suatu
kejadian yang sudah menjadi kehendak Allah. Maka tentu seorang hamba tidak seharusnya melawan apa yang dikehendaki  Allah.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Ada beberapa petunjuk Rasulullah shallallahi 'alaihi wassalam mengenai apa yang harus dilakukan untuk meredam marah. Ketika kemarahan sedang menggelegak dianjurkan untuk berlindung kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Dan jika setan datang mengodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui." [al-A’râf/7 : 200].

Jika belum mereda, dianjurkan untuk merubah posisi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah untuk duduk atau berbaring. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ.

Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring.[HR. Ahmad, HR. Abu Daud]

Selanjutnya agar marah tidak semakin membara, dianjurkan meninggalkan perdebatan dan memilih diam

وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)

Terapi lain yang dianjurkan dalam meredam marah adalah   mengambil air wudhu.

Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud)

Kaum Muslimin rahimakumullah!

Demikian khutbah kali ini, semoga kita dijauhkan dari kemarahan yang merusk dan membinasakan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

KHUTBAH 2

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْـهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ  وَاَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَ نْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Silahkan download dan sebarluaskan naskah khutbah jum'at singkat format PDF melalui tautan link berikut:



Download PDF 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama