Perdagangan yang Tidak Merugi
Ustadz Sadmonodadi
إنَّ
الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونَسْتَعِيْنُه، ونَسْتَغْفِرُهُ، ونَعُوْذُ بِهِ مِن
شُرُورِ أنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا
مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.اَللَّهُمَّ
صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى اَمَّابَعْدُ : يَااَيُّهَـاالنَّاسُ
! اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ, يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ
Jama’ah rahimakumullah!
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa
ta'ala, Dzat yang menciptakan manusia, mencukupi kebutuhan dunia mereka dan
yang kuasa mengambil kembali hidup mereka. Dzat yang 'aalamal insaana ma lam
ya’lam mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui.
Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Rasuulullah
shallallahu 'alaihi wassalam, kepada keluarga Nabi, kepada para shahabat, para
tabiit, tabiit-tabiin dan semoga juga terlimpah kepada seluruh pengikut
Rasuulullah shallallahu 'alaihi wassalam hingga akhir zaman.
Mari kita tingkatkan iman dan taqwa kita dengan melakukan
sebanyak-banyak ibadah kepada Allah dan berusaha keras untuk meninggalkan dosa
dan maksiyat.
Mangga kita sami ningkataken taqwa kita sami kanthi
ngathah-athahaken ibadah dhumateng Allah lan nebihi dosa lan maksiyat.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Di
dalam al-Quran, Allah mengupamakan hidup ini seperti perdagangan. Allah telah
memberi modal berupa umur, kesehatan, ilmi, harta dan nikmat-nikmat lainnya yang
bisa dibelanjakan untuk apa saja yang manusia inginkan. Sebagaimana umumnya
jual-beli, ada orang-orang yang mendapatkan
keuntungan, banyak juga yang buntung. Semua tergantung bagaimana
seseorang membelanjakan nikmat-nikmat itu.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Ada
orang yang menghabiskan hidupnya untuk mengejar kekayaan dan kenikmatan dunia
lainnya. Orang-orang ini merasa senang setiap melihat bertambahnya harta dan
terpuaskan keinginannya. Orang-orang ini mengukur semua perbuatannya berdasar
untung rugi secara materi. Dia akan melakukan
sesuatu jika mendatangkan keuntungan secara materi. Dan dia akan
meninggalkan perbuatan yang tidak mendatangkan tambahan materi baginya.
Jama'ah Jum'at yang kami muliakan!
Ada
sementara orang yang menghabiskan hidupnya untuk mengejar harta dan kesenangan
dunia lainnya. Orang-orang itu merasa gembira setiap kali melihat hartanya
bertambah dan terpenuhi nafsunya. Orang-orang itu akan melakukan sesuatu
berdasar perhitungan untung-rugi secara materi. Sesuatu pekerjaan akan
dilakukan dengan sungguh-sungguh jika akan mendatangkan keuntungan. Sebaliknya
suatu pekerjaan akan disingkiri jika menyebabkan kerugian bagi harta dan kepentingannya.
Semakin
kaya seseorang akan semakin bersemangat dalam menumpuk harta. Saking
bersemangatnya kadangkala sampai lupa kepada norma dan ketentuan yang berlaku
di masyarakat. Dalam mengejar dunia, para pencinta dunia akan melakukan apa
saja untuk memenuhi nafsunya : menipu, berbohong, memalsu, merampas,
mengintimidasi dan cara buruk lainnya.
Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.
Terkait hal ini Rasulullah pernah mengatakan :
مَا
ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أ ُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِأ َفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ
عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ. (روه
الترمذي)
““Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing,
tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan
kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. Tirmidzi)
Jama'ah Jum'at rahimakumullah!
Orang-orang
yang menghabiskan hidupnya untuk mengejar kesenangan pribadi; orang-orang yang
membelanjakan kesehatan, waktu, tenaga, pikiran dan harta bendanya hanya untuk
memuaskan hawa nafsunya, orang-orang itu sesunggunhya berada dalam kerugian.
Orang-orang rugi karena hatinya tidak tenteram, emosinya mudah terbakar.
Orang-orang itu merugi karena hidupnya sempit karena dunianya hanya selebar
kepentingan sendiri, kebahagiaannya sebatas kesenangan hawa nafsunya.
Orang-orang itu rugi karena tidak bisa merasakan tenteramnya taqarub dan beribadah
kepada Allah, tidak bisa merasakan indahnya melakukan amal shalih dan tidak
bisa merasakan senangnya menolong orang lain. Semua itu kerugian dunia.
Di
akhirat kelak, orang-orang jauh dari iman kepada Allah, orang-orang yang suntuk
mengejar kesenangan diri dan lupa melakukan amal shalih, orang-orang ini akan
mendapatkan kehidupan yang berat. Firman Allah di surat al-Lail ayat 8 – 11 :
وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (8) وَكَذَّبَ
بِالْحُسْنَى (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى (10) وَمَا
يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى (11)
“Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak
perlu pertolongan Allah)serta mendustakan (pahala) yang terbaik,maka akan Kami
mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan),dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila dia telah binasa."
Kaum muslimin rahimakumullah!
Agar
manusia tidak merugi dalam hidupnya, agama telah mengajarkan sebagaimana disebutkan
dalam al-Qur'an surah Fathir ayat 29 – 30 :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً
يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ
أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ(30)
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.
Dengan
jelas Allah menjelaskan perkara-perkara yang harus dilakukan supaya hidup
manusia tidak merugi yaitu :
Pertama,
berpegang pada Al-Qur’an
Al-Qur'an
itu petunjuk Allah yang akan membawa orang-orang mukmin menuju kehidupan yang
baik dunia dan akhirat. Allah berfirman :
Al-Qur'an
punika pitedah ingkang badhe mbekta tiyang mukmin tumuju kesaenan gesang
ing donya lan akhirat. Allah ngendika :
إِنَّ
هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
‘Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.
(Q.S. al-Israa’ ayat 9)
Al-Qur'an menunjuki manusia jalan menuju
kepada kokohnya iman, kesehatan jiwa dan raga, kebahagiaan keluarga dan juga
ketentraman masyarakat. Demikian juga, al-Qur'an memberi petunjuk mana
perbuatan yang mengantarkan kepada kesengsaraan
dan penderitaan manusia dan oleh karena itu harus dihindari. Dengan berpegang
kepada petunjuk agama kita akan meraih kemuliaan baik dalam hubungannya dengan
Allah (hablumminallahi) maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas).
Kedua,
agar hidup tidak merugi orang beriman harus harus mengerjakan sholat.
Shalat
itu kewajiban utama bagi orang yang beriman. Shalat merupakan amal pertama yang
akan dihisab. Jika shalatnya baik maka akan menyebabkan amal lainnya menjadi
baik. Sebaliknya, jika shalatnya jelek akan menjadikan buruk semua amalnya.
Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ
بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ
أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
. ” Sungguh amalan yang pertama kali dihisab dari seorang
hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka beruntung
dan selamat-lah dia. Namun jika rusak, maka merugi dan celakalah dia. " (HR.
Ath-Thabrani)
Sungguh shalat itu sangat besar
manfaatnyabagi kesehatan mental. Shalat bisa menjauhkan dari rasa was-was dan
ragu-ragu. Dengan shalat kita bisa menentukan pilihan dengan mantap. Shalat
juga menjauhkan orang dari gangguan jiwa. Dengan shalat derajad manusia akan
terangkat di tempat yang terpuji dan
shalat bisa menghidupkan hati.
Ketiga,
agar hidup menndapatka keuntungan orang beriman arus menginfakan sebagian
hartanya untuk kebaikan.
Agar
hidup tidak merugi, Allah menganjurkan kita membayar zakat, infaq dan shadaqah.
Membelanjakan sebagian harta untuk kemaslahatan orang banyak itu akan
menjauhkan mukmin dari sifat bakhil dan mudah mensyukuri nikmat Allah sehingga
pada akhirnya dapat menyucikan jiwa dan menghidupkan hati.
Zakat,
infaq dan shadaqah itu menumbuhkan rasa damai dan tenteram, bukan hanya untuk
yang menerima tetapi juga dinikmati oleh yang berzakat. Sifat hasud (dengki)
dan iri bisa tumbuh di hati orang-orang miskin, saat melihat orang yang hidup
berlebihandan tidak mau memberi bantuan saudaranya yang miskin. Sifat dengki
dan iri itu bisa menumbuhkan permusuhan yang pada gilirannya menyebakan rasa
was-was dan menjauhkan rasa tenteram bagi orang yang banyak harta.
Jama'ah
Jum'at rahimakumullah!
Orang-orang
yang berpegang pada al-Qur'an, melaksanakan zakat dan menginfakkan sebagian
hartanya diibaratakan seperti pedagang yang tidak merugi. Orang-orang itu akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Mereka akan mendapatkan magfirah dari
Allah, diberi pahala yang sempurna dan akan bertambah-tambah anugerah dari
Allah subhanahu wata'ala.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا
كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْـهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْـهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَ نْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
اَللَّهُمَّ
أَرِنَا
الْحَقَّ
حَقًّا
وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ
باَطِلاً
وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا
لاَ
تُزِغْ
قُلُوْبَنَا
بَعْدَ
إِذْ
هَدَيْتَنَا
وَهَبْ
لَنَا
مِن
لَّدُنْكَ
رَحْمَةً
إِنَّكَ
أَنتَ
الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا
آتِنَا
فِي
الدُّنْيَا
حَسَنَةً
وَفِي
الآخِرَةِ
حَسَنَةً
وَقِنَا
عَذَابَ
النَّارِ.
وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ
رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
إرسال تعليق