Teks Khutbah Jumat
Singkat
Bersabar dalam Mengejar
Kebahagiaan Akhirat
Ustadz Sadmonodadi
لْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا
بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ
بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى
اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jama'ah Jum'at rahimakumullah!
Marilah kita bersyukur kepada Allah subhanahu
wata'ala atas segala nikmat-Nya yang terlimpah kepada kita semua. Rasa
syukur itu kita wujudkan dengan menggunakan nikmat-nikmat itu di jalan thaat.
Dengan melakukan sebanyak-banyak kebaikan dan bersamaan dengan itu meninggalkan
perilaku maksiat Insya Allah kita akan tercatat sebagai mukmin yang bertakwa.
Selanjutnya mari kita memohon kepada Allah subhanahu
wata'ala semoga keselamatan dan
kesejahteraan senantiasa terlimpah kepada Rasulullah shallallahu alaihi
wassalam, kepada keluarga beliau, kepada para sahabat dan kepada seluruh
pengikut beliau sampai akhir zaman.
Jama'ah Jum'at rahimakumullah!
Sesungguhnya Al-Qur'an telah secara gamblang
menjelaskan esensi hidup. Al-Qur'an telah memberikan pedoman perkara-perkara
yang bermanfaat bagi manusia oleh karenanya harus menjadi prioritas. AlQur'an
juga menunjukkan perkara-perkara yang tidak berguna bagi kehidupan muslim sehingga
harus ditinggalkannya.
Dalam surah An-Nahl ayat 96 Allah berfirman :
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا
عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ ۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang
ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan".
Jama'ah Jum'at rahimakumullah!
Ayat 96 dari surah an-Nahl ini memberikan tiga peringatan penting :
Pertama, semua
yang ada pada seseorang akan hilang musnah.
Salah satu
sifat dunia adalah mempesona. Harta kekayaan, lawan jenis, pangkat-jabatan
serta kemasyhuran merupakan kesenangan yang sering menjadikan manusia lupa
diri. Tidak jarang karena tergoda dunia
manusia lupa diri dan bisa melakukan apa
saja untuk meraihnya. Bukan saja dengan cara-cara yang terpuji, bahkan manusia
sanggup melakukan dengan cara yang paling keji dan tidak beradab dalam mengejar
dunia yang diinginkannya.
Keterpesonaan
kepada dunia sering menjadikan seseorang lupa bahwa dunia yang dikejar itu akan
hilang musnah. Tubuh yang elok, rumah, kendaraan, jabatan, kemasyhuran,
keluarga, karib, kerabat dan perhiasan dunia lainnya tidak bertahan selamanya. Satu hari harta dunia itu akan
meninggalkannya atau dia yang akan meninggalkan harta dunia dengan segala kesenangannya itu.
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :
يَا قَوْمِ إِنَّمَا
هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara)
dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS. Ghâfir ayat 39)
Kaum
muslimin rahimakumulah!
Kedua, yang
disisi Allah akan kekal selamanya.
Ayat 96 dari
surah an-Nahl ini juga memperingatkan bahwa yang akan bermanfaat adalah apa
yang dibelanjakan manusia dijalan taqwa. Harta kekayaan, tenaga, pikiran,
jabatan kedudukan, kemasyhuran dan kepunyaan lainnya terus akan memberi manfaat
jika dibelanjakan untuk kepentingan ibadah kepada Allah dan untuk kemaslahatan
manusia. Yang kekal abadi adalah harta yang diinvestasikan untuk akhirat, amal sholeh yang dipersembahkan
untuk Allah semata seperti : shalat, puasa, dzikir, tasbih, istghfar, zakat,
infaq, sedekah, harta jariah serta perbuatan baik lainnya
Hanya amal
shaleh yang akan menyelamatkan kehidupan dunia seseorang dan yang akan
menemaninya menghadap Allah SWT. Amal shalehlah yang menghibur saat di alam
kubur, menjadi penyejuk di panasnya mahsyar
yang mendebarkan dan menjadi pembela di saat hisab. Celakalah orang-orang yang tidak
punya kawan pendamping di panjangnya perjalanan akhirat.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى
مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ
وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
"Mayyit diiringi tiga hal, yang dua
akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya,
hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan
terus tetap bersamanya. " (
H. R. Bukhari dan Muslim)
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Ketiga, Allah akan
membalasi orang yang sabar dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan didunia ini.
Sabar itu merupakan sikap terpuji di hadapan Allah SWT. Karena semua
persoalan hidup ini harus dihadapi dengan kesabaran. Kesabaran dalam pengertian
teguh hati, tidak pernah menyerah kepada keadaan. Menjalankan perintah
membutuhkan kesabaran, menghindar dari larangan membutuhkan kesabaran. Demikian
juga menghadapi musibah juga memerlukan kesabaran.
Ayat ini mengajarkan orang beriman untuk sabar menghadapi pesona dunia.
Jangan sampai kesenangan dunia menggelincirkan manusia terperosok ke dalam
dosa. Jangan sampai pesona dunia menyebabkan seseorang berani melanggar syariat
agama. Ayat ini juga menganjurkan orang
beriman untuk sabar dalam meniti jalan taat. Sabar dalam menyahuti perintah
agama. Beribadah itu memang harus berpayah-payah dan untuk itu memerlukan kesabaran
Orang-orang yang berpayah-payah melaksanakan ketaatan, orang-orang yang
teguh hati menghindari kemaksiatan serta orang-orang yang bersabar dalam
menerima musibah, Allah akan mengganti kesabarannya itu dengan pahala. Pahala
yang lebih besar dari ikhtiarnya berlaku sabar. Kebaikan yang berlipat-ganda
yang akan mereka nikmati di akhirat.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ،
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مَالِكِ يَوْمِ
الدِّيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَعَثَهُ
بَالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْن ، صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ أَجمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
ثُمَّ
اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ
فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
إرسال تعليق