Teks Khutbah Jumat
Singkat
Meraih Hidup Bahagia
Ustadz Sadmonodadi
إِنّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ
اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
قَالَ
تَعَالَى : يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Kaum muslimin rahimakumullah!
Segala puji bagi Yang Maha Tinggi dan Agung, Dia
memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki menuju jalan yang lurus. Milik
Rabb kitalah seluruh karunia dan anugerah, dan bagiNya-lah seluruh pujian yang
indah. Dia mengampuni kepada siapa yang Ia kehendaki, dan ia memberi petunjuk
untuk bertaubat kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Hendaklah kita bertaqwa dengan sebenar-benar takwa,
dan berpegang pada tali Islam
dengan kuat : barang siapa yang bertakwa maka Allah akan
menjaganya dari segala keburukan, kehinaan dan kebinasaan. Barang siapa
bertaqwa, Allah akan menyelamatkannya
dari siksaan dan akan mendapatkan keberuntungan di akhirat dengan mendapatkan
keridhoan Allah dan surga-Nya.
Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah!
Semua orang menginginkan hidup bahagia. Hidup yang diliputi rasa senang
dan kepuasan lahir dan batin. Meskipun
yang dicari mempunyai istilah yang sama yakni kebahagiaan, tetapi berbeda dalam
maksud dan tujuannya. Ada yang
berpendapat kebahagiaan itu terletak
pada banyaknya harta. Ada yang menganggap kebahagiaan itu ada pada jabatan yang
tinggi. Ada yang memandang kebahagiaan itu berada pada kemasyhuran dan kehormatan di mata orang
banyak.
Berbagai cara diusahakan agar bisa meraih kebahagiaan yang diimpikan itu
tergantung pandangannya tentang kebahagiaan itu. Mereka yang memandang bahwa
kebahagiaan itu terletak pada harta; seluruh tenaga, waktu dan pikiran dan
waktunya dihabiskan untuk mengumpulkan harta. Mereka yang memandang kebahagiaan
itu terletak pada jabatan dan kekuasaan akan melakukan apa saja untu meraih
jabatan dan kekuasaan. Sedang bagi mereka yang menganggap kebahagiaan itu
tertelak pada popularitas dan kemasyhuran, mereka sanggup berbuat apa saja asal bisa terkenal.
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Orang beriman juga berharap mendapatkan hidup yang bahagia. Itu
tercermin doa yang senantiasa dipanjatkan : rabbana aatina fiddunya hasanah
wa filaakhirati hasanah qainaa adzaabannar - yang Allah karuniakanlah
kepadaku kehidupan dunia yang baik dan kehidupan akhirat yang baik serta
kebebasan dari siksa neraka.
Bagi orang beriman kebahagian hidup bukan saja dalam kehidupan di dunia,
tetapi juga kehidupan di akhirat kelak. Kedua kehidupan ini harus diupayakan
dengan segala kesungguhan. Kebahagiaan bagi orang beriman terletak pada ridha
Allah subhanahu wa ta'ala. Orang beriman akan senantiasa melakukan apa
yang membuat Allah ridha. Kebahagiaan orang beriman adalah saat Allah ridha. Karena ketika ridha Allah
telah jatuh pada seseorang maka itulah keberuntungan yang besar dan kebahagiaan
yang sesungguhnya. Berfirman Allah dalam surat at-Taubah ayat 59 :
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا۟ مَآ
ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ سَيُؤْتِينَا
ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَرَسُولُهُۥٓ إِنَّآ إِلَى ٱللَّهِ رَٰغِبُونَ
"Dan
sekiranya mereka benar-benar rida dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh
Allah dan Rasul-Nya, dan berkata, “Cukuplah Allah bagi kami, Allah dan
Rasul-Nya akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
kami orang-orang yang berharap kepada Allah.”
Jama'ah
Jum'at rahimakumullah!
Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa kebahagiaan itu terletak pada tiga
perkara. Setiap orang beriman harus berusaha mengamalkannya agar teraih
kebahagiaan dunia akhirat. Tiga perkara yang akan mengantarkan kepada
kebahagiaan adalah :
Pertama, idza adznaba istaggfara :
jika berbuat dosa beristighfar
Meskipun
setiap muslim berusaha senantiasa berjalan di jalan taat, tetapi sebagai manusia tidak terlepas
dari salah dan lupa. Ada saatnya manusia
tergelincir karena godaan syetan dan hawa nafsunya. Beruntungnya Allah telah
menyediakan ampunan untuk setiap kesalahan dalam istighfar. Allah berfirman
dalam surah al-Baqarah ayat 22 :
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيۡنَ
وَيُحِبُّ الۡمُتَطَهِّرِيۡنَ
"Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat
dan menyukai orang yang menyucikan diri".
Maka
seharusnya setiap muslim segera beristighfar tatkala berbuat dosa. Dosa membuat
seorang musim menderita, sedangkan istighfar membawa kepada kebahagiaannya.
Taubat
dan permohonan ampun yang sejati bukan hanya berhenti dari berbuat maksiat,
namun juga berbalik menuju kebaikan dan berusaha bersungguh-sungguh untuk
tetap berada di jalan kebaikan itu. Berkah terindah yang telah diberikan kepada
orang beriman adalah kesempatan untuk bertaubat kepada Allah subhanahu wa
ta'ala.
Kedua, wa idza an'ima 'alaihi
syakara : bersyukur ketika mendapat nikmat.
Pada
setiap helaan nafas dan setiap langkah kaki dan setiap detik waktu ada nikmat
Allah menyapa manusia. Nikmat itu akan bertambah bila disyukuri. Disyukuri
dengan mengingat Sang Pemberi nikmatdi
dalam hati, dengan mengucapkannya melalui lisan dan dengan mengerjakan
amal shalih dan ketaatan-ketaatan pada Allah.
Dan jika
nikmat-nikmat itu disyukuri maka akan
membuka pintu untuk tercurahnya nikmat-nikmat berikutnya. Untuk mereka yang
menyukuri nikmat, Allah berjanji akan memberikan tambahan kenikmatan yang lebih banyak lagi.
Dalam surat Ibrahim ayat 7 firman Allah yang berbunyi:
وَاِذْ
تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ
اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (Ingatlah juga), takkala Tuhanmu memaklumkan,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Ketiga, wa idza ibtuliya shabara
: bersabar ketika ditimpa musibah
Perjalanan
hidup manusia itu tidaklah selalu dipenuni dengan hal-hal yang menyenangkan.
Pasti akan satu saat akan datang musibah kecil atau besar. Ada musibah yang terasa ringan-ringan saja,
tetapi juga ada musibah yang membawa derita mendalam dan berkepanjangan. Saat
musibah datang cara terbaik adalah bersabar.
Sabar adalah
menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari
keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Sabar adalah
kekuatan positif yang mendorong jiwa untuk melakukan hal-hal yang benar. Sabar
juga merupakan kekuatan yang menghalangi
seseorang untuk melakukan keburukan. Orang yang sabar akan tahan menerima
hal-hal yang tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan
diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sabar merupakan salah satu kunci untuk
meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Banyak
ayat al-Qur'an yang memerintahkan orang beriman untuk bersabar menghadapi
musibah. Diantaranya adalah :
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ () الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ () أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ
مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan
Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar. Yaitu, orangorang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan
‘inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan
rahmat dari Rabbnya (yaitu, Allah Subhanahu wata’ala) dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Aal-Baqarah : 155—157)
Jama'ah Jum'at rahimakumullah!
Demikian khutbah siang ini, semoga Allah memberi kekuatan dan kemudahan
agar kita bisa melaksanakan tiga perkara yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan hidup. Dunia dan akhirat.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله َلِيْ وَلَكُمْ وَلِكَافَةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ
ذَنْبٍ , فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
Kedua:
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِ الْعَالَمِيْنَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْأَمِيْنُ، اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن. قال الله : يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا
يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
إرسال تعليق