Teks Khutbah Shalat Gerhana
Gerhana Adalah Keagungan Ilahi
Ustadz Mudiyono
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ الَّذِى رَفَعَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِعِمَادٍ, وَزَيَّنَهَابِالنُّجُوْمِ وَالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ، لاَيَقْدِرُعَلَى أَحَدٍ أَنْ
يَطْلُعَ عَلَى حَقِيْقَتِهَامِنْ أَيِّ نَوْعٍ مِنَ الْجَوَاهِرِ، وَأَوْضَحَ أَيَاتِهِ تَذْكِرَةً
ِلأَهْلِ الْفِكْرِوَالْعِبَرِ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الَّذِى اقْتَدَرَبِحَبْسِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ،
أَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَآيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ، إِتَّقُوْااللّهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ, أيَتَانِ
مِنْ أيَاتِ اللّهِ . وَأَنَّهُمَا
يَطْلُعَانِ وَيَجْرِيَانِ بِفَلَكِهِمَابِأَمْرِاللّهِ, وَقَدَرِهِ وَلَمْ يُخَالِفَاهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ
وَلَمْ يُعْصِيَاهُ بِقَهْرِهِ،
وَأَنَّهُمَا
لاَيَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ, وَلاَ لِعَلاَمَةِ شَيْءٍ وَلاَ لِوُقُوْعِ أَمْرٍ.
Ma’asyiral
muslimin yang dimuliakan Allah
Marilah
pada kesempatan ini kita tingkatkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala yang sampai saat ini masih mencurahkan limpahan rahmat, taufiq, dan
hidayahNya kepada kita semua. Dengan bersyukur semoga kita mampu tetap
istiqamah dalam menjaga kekuatan aqidah, keluasan syariah, dan kemuliaan
akhlaqul karimah hingga akhir hayat kita.
Pada
saat ini kita semua mengalami peristiwa penting, yaitu terjadinya gerhana Matahari. Sebagaimana telah
disyariatkan dalam ajaran Islam, setiap kali terjadi peristiwa gerhana, baik
bulan maupun matahari disunatkan melaksanakan shalat gerhana. Peristiwa ini
hendaknya kita jadikan sebagai peringatan untuk meningkatkan taqwa kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala, Tuhan yang mengatur segala keadaan dan kejadian, Dzat Yang
Maha kuasa yang kekuasaan-Nya tidak dapat dibatasi oleh siapapun dan kekuatan
manapun. Sudah seharusnya kita sebagai makhlukNya untuk menghamba dan mengabdi
hanya kepadaNya, tiada tempat berlindung dan meminta pertolongan kecuali
kepadaNya. Untuk itu marilah kita jauhkan segala keangkuhan, kesombongan, dan
segala macam perbuatan yang mendorong kearah pensekutuan kepadaNya. Dengan
bekal taqwa inilah yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dan
kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Ma’asyiral
muslimin yang dimuliakan Allah.
Di
antara tanda-tanda kebesaran kekuasaan Allah adalah keteraturan peredaran alam
semesta ini. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan
ciptaan Allah yang menghiasi seluruh peredaran benda-benda di cakrawala. Terbit
dan terbenamnya matahari, bulan, dan keteraturan perjalanan semua benda-benda
langit merupakan sunnatullah,
karena semua itu berjalan sesuai dengan perintah Allah semata.
Kita
telah menyaksikan betapa Allah menjadikan alam seisinya, mengatur peredaran
waktu, pergantian siang dan malam, kerapian peredaran seluruh benda langit yang
tak terhingga jumlahnya tanpa terjadi benturan antara satu dengan yang lainnya,
semua itu memberi pelajaran bagi hambanya untuk senantiasa berfikir mengambil
hikmah atas seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Luqman ayat 29:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ
اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ
وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ
اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya
:Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke
dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan
bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Luqman ; 29)
Sudah
menjadi tugas manusia yang diberi karunia akal fikiran untuk memahami ayat-ayat
kauniah yang banyak berbicara tentang alam semesta. Meskipun memiliki bekal
yang sangat terbatas, manusia harus mencoba memahami sesuai dengan
kemampuannya. Berkaitan dengan ciptaan Allah di seluruh jagad raya ini secara
jelas disebutkan dalam Al-Qur’an, misalnya dalam surat Ali Imran ayat 190:
إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي
الْأَلْبَابِ
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran ; 190)
Dengan
adanya perintah dan petunjuk untuk senantiasa memahami alam semesta ini, maka
di kalangan umat Islam mulai melakukan observasi terhadap berbagai fenomena
alam, sehingga ilmu tidak hanya bersifat kontemplatif belaka, namun didasari
pengetahuan empiris dalam mengembangkan sains. Penerapan metode ilmiah dengan
menggunakan pengukuran yang teliti dalam melakukan observasi dan menggunakan
pertimbangan rasional telah mengubah pengetahuan manusia tentang alam semesta
yang semula didominasi pengetahuan tentang dunia perbintangan (astrologi)
bergeser menuju pengetahuan astronomi. Atas dasar ini pemahaman manusia terhadap
alam semesta ini semakin bertambah, tingkat akurasi dari waktu ke waktu semakin
teliti. Hal ini dapat dibuktikan ketika para ilmuwan modern menemukan banyak
kecocokan gejala-gejala alamiah dengan ayat-ayat kauniah.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah.
Apabila
kita renungkan secara seksama, maka semua makhluk yang diciptakan Allah, baik
benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang bernyawa maupun yang tidak
bernyawa, pada hakekatnya semua itu tunduk dan patuh kepada Dzat yang Maha
Kuasa dan Bijaksana yang mengatur semuanya yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 49:
وَلِلَّهِ
يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ
وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Artinya:
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat)
tidak menyombongkan diri. (QS. An-Nahl ; 49)
Untuk
itu, peristiwa terjadinya gerhana matahari merupakan proses fenomena alam dalam
menjalankan keteraturannya sesuai orbit peredarannya yang telah di atur oleh
Allah Subhanahu wa ta’ala. Sehingga kita semua jangan sampai menyikapi
peristiwa ini dengan membuat berbagai penafsiran yang menyesatkan, mengkaitkan
dengan terjadinya peristiwa lain yang semua itu tidak ada dasarnya dan
bertentangan dengan ajaran agama sebagaimana yang pernah terjadi pada masa
Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa salam. Dalam suatu riwayat
dijelaskan, ketika Ibrahim bin Muhammad meninggal, yang kebetulan pada saat itu
terjadi gerhana matahari. Maka tersebarlah isu yang tidak bertanggung jawab
yang menyebutkan bahwa terjadinya gerhana matahari lantaran disebabkan
meninggalnya Ibrahim bin Muhammad. Isu tersebut akhirnya sampai kepada
Rasulullah, untuk menyelesaikan masalah tersebut supaya tidak menyimpang dari
ajaran agama maka Rasulullah memberi penjelasan kepada umatnya sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
إِنَّ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ أيَتَانِ مِنْ أيَاتِ اللّهِ، لاَيَخْسِفَانِ لِمَوْتِ
أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ. فَإِذَارَأَيْتُمْ ذلِكَ فَادْعُوْا اللّهَ
وَكَبِّرُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَصَلُّوْا. رواه البخارى ومسلم.
Artinya:
sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua macam tanda dari tanda-tanda
kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala, terjadinya gerhana matahari atau bulan
bukan karena matinya seseorang maupun hidupnya seseorang. Maka dari itu jika
kamu melihatnya, berdoalah kepada Allah, dan bertakbirlah, dan bersedekahlah,
dan shalatlah. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadits
di atas menjelaskan bahwa apabila kita melihat gerhana dianjurkan berdoa,
bertakbir, bersedekah, dan melaksanakan shalat. Perintah Nabi ketika kita
melihat gerhana untuk melakukan yang demikian itu merupakan hal yang wajar.
Sebab kalau kita menjumpai suatu peristiwa yang luar biasa selalu diperintahkan
untuk kembali mengingat kebesaran dan keagungan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah.
Peristiwa
gerhana matahari merupakan peristiwa alam biasa yang dapat diperhitungkan
secara alamiah, kapan dan di mana akan terjadi. Penelitian tentang sebab dan
waktu akan terjadinya gerhana sudah sejak lama dipelajari, terutama oleh umat
Islam yang memang banyak berkaitan dengan kehidupan beragama. Al-Qur’an pun
telah menyebutkan dasar-dasar ilmiah tentang perjalanan benda-benda langit,
termasuk kemungkinan terjadinya gerhana seperti yang kita alami sekarang ini.
Hakekat gerhana merupakan peringatan Allah Subhanahu wa ta’ala agar manusia
sebagai hambanya selalu ingat dan mendekatkan diri kepadanya. Sebagai
manisfestasi kedekatan diri kepada Allah adalah mempererat jalinan silaturrahmi
antar sesama.
Dengan
demikian, ketika Allah Subhanahu wa ta’ala telah mentakdirkan gerhana matahari
terjadi di daerah kita, maka marilah kita ikuti petunjuk Rasulullah Shollallahu
‘alaihi wa salam yang menganjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana. Sedangkan
berbagai penafsiran yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa gerhana seperti
menghubungkan dengan cerita-cerita yang tidak ada sangkut pautnya dengan ajaran
Islam bahkan bertentangan dengan ajaran Islam sudah seharusnya untuk
ditinggalkan. Karena semua itu akan mendangkalkan keyakinan kita bahkan
menjerumuskan dalam kemusyrikan.
Marilah
peristiwa gerhana ini kita jadikan renungan untuk memperbaiki diri kita dari
segala dosa dan kesalahan, memohon ampun kepada Allah dan mengharap rahmat,
nikmat, taufiq, dan hidayahNya, sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan
lahir batin baik di dunia dan akhirat kelak. Di samping itu peristiwa ini kita
manfaatkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan berdoa untuk kita semua, supaya
bangsa ini lepas dari berbagai musibah dan bencana dan memantapkan langkah
nyata untuk menata kehidupan ini, supaya apa yang kita lakukan dapat memberi
manfaat bagi diri maupun masyarakat secara luas. Akhirnya marilah kita bersama
memanjatkan doa kehadirat illahi, memohon hidayah, taufiq, barokah dan ma’unah-Nya.
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
أَللَّهُمَّ
اغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا
وَثَبِّتْ
أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَاعَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
أَللَّهُمَّ
إِنَّانَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَ نَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ.
أَللَّهُمَّ
إِنَّانَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
رَبِّ
أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَنِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ
أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ،وَأَصْلِحْ لِيْ فِى ذُرِّيَّتِيْ، إِنِّيْ تُبْتُ
إِلَيْكَ وَإِنّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ،وَأَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِى
عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.
رَبَّنَا اتِنَامِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.
رَبَّنَا اتِنَا
فِىالدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِحَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ
النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْنَ
وَسَلاَمٌ
عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ
وَبَرَكَاتُهُ
إرسال تعليق