Ustadz Sadmonodadi
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَنَا مِنْ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. اَشْـهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ هَدَى مَنْ شَـاءَ اِلَىالصِّـرَاطِ الْمُسْـتَقِيْمِ, وَاَشْـهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّـرِيْقِ الْقَوِيْمِ. اَللّهُـمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَ أَصْحابِهِ وَ بَارِكْ وَسَلِّمْ. اَمَّابَعْدُ : يَااَيُّهَـاالنَّاسُ ! اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى:
يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا
اتَّقُوا
اللهَ
حَقَّ
تُقَاتِهِ
وَلاَ
تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ
وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaha Illa Allahu Allahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahilhamd.
Jama’ah Id Rahimakumullah.
Rasa syukur
dan pengagungan mari kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa taala
yang tak pernah putus menurunkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita.
Pagi ini kita diijinkan untuk menyembah-Nya, mengagungkan nama-Nya dan
melaksanakan ibadah kepada-Nya dalam keberkahan yang banyak. Mari kita
menghaturkan doa semoga Allah SWT berkenan mencurahkan keselamatan dan
kesejahteraan kepada Nabi Agung Muhammad shallallahi ‘alaihi wassalam, kepada keluarga
beliau, kepada para shahabat dan semoga juga terlimpah untuk kita semua.
Demikian juga, semoga keselamatan, kesejahteraan dan barokah Allah senantiasa
diberikan kepada dhuyuufurrahman; saudara-saudara kita yang sedang
menjalankan ibadah haji di tanah suci, sehingga menjadikan ibadah para hujjaj
tadi tercatat sebagai haji mabrur. Amien
ya rabbal ‘aalamin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiira!
Kaum
muslimin rahimakumullah!. Hari Raya Adha pada setiap tahunnya senantiasa
mengingatkan kita kepada kejadian agung. Karena
agungnya kejadian itu tercatat abadi di dalam Al-Quranul Kariim
agar bisa diteladani dan diambil ibrah-nya oleh semua manusia sampai
akhir zaman.
Dalam ayat
100 – 107 surah ash-Shafat diceritakan bagaimana Nabi Ibrahim diperintahkan
untuk menyembelih putra tercintanya yakni Ismail alaihi salam. Sebagai
orang tua, sebagaimana orang tua-orang tua lainnya yang sangat mencintai
anaknya, tentu berat bagi Nabi Ibrahim memenuhi perintah Allah ini. Tetapi
betapapun beratnya, sebagai hamba yang beriman Nabi Ibrahim wajib melaksanakan
perintah. Dan Ibrahim berhasil mengatasi semua perintang menuju takwa. Nabi
Ibrahim mengutamakan cinta kepada Allah
diatas cinta kepada anak, harta dan bentuk-bentuk dunia lain.
Dan sungguh
Allah Maha Bijaksana, saat Nabi Ibrahim dengan sepenuh iman bersiap melakukan
perintah Allah, saat pisau yang tajam telah menempel di leher Ismail alaihi
salam, Allah berkehendak mengganti Ismail dengan seekor domba putih, besar
tanpa cacat. Dan luluslah Nabi Ibrahim dari ujian yang sangat berat.
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ
عَظِيمٍ (107)
“Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai
Ibrahim,sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiira!
Jama’ah Id
rahimakumullah!
Demikianlah
sepintas sejarah Nabi Ibrahim yang tertera dalam Qur’an. Tercatatnya kisah
agung ini tentu agar manusia yang kemudian bisa mengambil ibrahnya. Dan banyak
hikmah yang bisa kita ambil darinya. Diantaranya adalah :
Pertama, iman itu
membutuhkan bukti.
Iman itu
tidak cukup hanya merupakan keyakinan di hati saja, tetapi harus dibenarkan
oleh lisan dan anggota badan. Iman itu harus dibuktikan dengan berbagai ibadah,
melaksanakan amal shaleh, berbakti kepada orang tua, mendatangkan kebaikan
kepada orang banyak serta berbagai perbuatan baik lainnya.
Kedua, semua bentuk pengabdian kepada Allah itu
tidak pernah membuat penderitaan baik manusia.
Semua bentuk
ibadah yang diperintahkan Allah tidak akan pernah menyebabkan hamba-Nya
menderita. Demikian juga ujian Allah kepada Nabi Ibrahim. Allah tidak
menghendaki Nabi Ibrahim menderita karena melaksanakan perintah Agama, maka
ketika Ibrahim telah terlihat siap melaksanakan perintah, digantilah Ismail
dengan domba yang justru dagingnya bisa mendatangkan kegembiraan untuk orang
banyak.
Tidak ada
sejarahnya orang menjadi celaka, rumah tangganya rusak, ekonominya hancur
karena melaksanakan perintah agama. Yang
sering kita temui adalah kehidupan rumah tangga yang hancur karena jauh dari agama; orang-orang menderita
karena menabrak larangan agama. Yang
sering kita lihat adalah orang-orang
yang penuh was-was dan jauh dari ketenteraman karena tidak mau berpegang kepada
agama.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar Kabiira!
Jama’ah Id
rahimakumullah!
Hikmah
ketiga, agama
sungguh mendorong semua manusia untuk bisa hidup rukun dan tolong menolong.
Udhiya (hewan
sembelihan) dagingnya dianjurkan untuk dibagi-bagi ke orang banyak. Allah tidak
menghendaki sajian dari hewan qurban itu.
لَنْ
يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى
مِنْكُمْ …..
“Daging-daging
unta dan darahnya
tidak akan sampai kepada-Ku. Tetapi taqwa kalian yang akan sampai .
. . “ (QS. Surah al Hajj ayat 37)
Daging yang dibagikan kepada khalayak banyak itu akan
menjadikan eratnya persaudaraan di kalangan masyarakat, sekaligus akan
menghilangkan permusuhan di hati orang-orang. Sungguh selain memerintahkan untuk membaguskan hubungan dengan
Allah (habluminnallah) agama juga mendorong manusia untuk berbaik-baik dengan
sesamanya (habluminnanas).
Di banyak kesempatan Rasulullah shallallahu
alaihi wa salam, menganjurkan setiap muslim untuk gampang memberi
pertolongan kepada orang lain dan saling membantu untuk mencukupi kebutuhan
bersama : mendirikan masjid, mengurus yatim piatu, dan menyelesaikan
kebutuhan-kebutuhan lain. Demikian juga, agama melarang perkara-perkara yang
akan menumbuhkan permusuhan diantara
manusia. Bersabda Rasulullah shallallahi alaihi wassalam :
لَا
تَقَاطَعُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَكُونُوا
عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا ….
“Jangan engkau memutus silaturahim,
jangan memutus persaudaraan jangan saling membelakangi, jangan saling iri dan
saling mendengki. Jadilah kalian saling
bersaudara ..." (Muttafaq 'alaih)
Allahu
Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaha Illa Allahu Allahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahilhamd.
Jama’ah Id Rahimakumullah.
Demikianlah khutbah yang bisa saya
sampaikan. Menutup khutbah ini marilah kita semua berusaha sungguh-sungguh
untuk berpegang kepada agama dan senantiasa berjalan di atas jalan takwa. Sebab
hanya dengan berpegang teguh agama Allah, kita akan menemukan ketenteraman dan
kebaikan hidup dunia dan akhirat. Sungguh surga jannatun naim itu tempat
kembali untuk orang-orang yang berpegang kepada agama, bukan tempat yang
disediakan bagi orang-orang yang tidak mengabaikan agama dan menjadikan agama
sebagai sesuatu yang tidak penting.
Mari kita berdoa :
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ,
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَ نْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَّنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. اَللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا
وَصِيَامَنَا وَأَعْمَالَنَا وَجَمِيِعَ عِبَادَاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النار.
Untuk membaca atau mencetak file khutbah IDUL ADHA 1444H singkat ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :
Posting Komentar