Teks Khutbah Idul Adha 1444 H

Hikmah Ibadah Qurban

Ustadz Sadmonodadi


  اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَنَا مِنْ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. اَشْـهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ هَدَى مَنْ شَـاءَ اِلَىالصِّـرَاطِ الْمُسْـتَقِيْمِ, وَاَشْـهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّـرِيْقِ الْقَوِيْمِ. اَللّهُـمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَ أَصْحابِهِ  وَ بَارِكْ وَسَلِّمْ. اَمَّابَعْدُ : يَااَيُّهَـاالنَّاسُ ! اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.   

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaha Illa Allahu Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.

 Jama’ah Id Rahimakumullah.

Rasa syukur dan pengagungan mari kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa taala yang tak pernah putus menurunkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Pagi ini kita diijinkan untuk menyembah-Nya, mengagungkan nama-Nya dan melaksanakan ibadah kepada-Nya dalam keberkahan yang banyak. Mari kita menghaturkan doa semoga Allah SWT berkenan mencurahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada Nabi Agung Muhammad shallallahi alaihi wassalam, kepada keluarga beliau, kepada para shahabat dan semoga juga terlimpah untuk kita semua. Demikian juga, semoga keselamatan, kesejahteraan dan barokah Allah senantiasa diberikan kepada  dhuyuufurrahman; saudara-saudara kita yang sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci, sehingga menjadikan ibadah para hujjaj tadi tercatat sebagai haji mabrur. Amien ya rabbal ‘aalamin.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiira!

Kaum muslimin rahimakumullah!. Hari Raya Adha pada setiap tahunnya senantiasa mengingatkan kita kepada kejadian agung. Karena  agungnya kejadian itu tercatat abadi di dalam Al-Quranul Kariim agar bisa diteladani dan diambil ibrah-nya oleh semua manusia sampai akhir zaman.

Dalam ayat 100 – 107 surah ash-Shafat diceritakan bagaimana Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putra tercintanya yakni Ismail alaihi salam. Sebagai orang tua, sebagaimana orang tua-orang tua lainnya yang sangat mencintai anaknya, tentu berat bagi Nabi Ibrahim memenuhi perintah Allah ini. Tetapi betapapun beratnya, sebagai hamba yang beriman Nabi Ibrahim wajib melaksanakan perintah. Dan Ibrahim berhasil mengatasi semua perintang menuju takwa. Nabi Ibrahim mengutamakan cinta  kepada Allah diatas cinta kepada anak, harta dan bentuk-bentuk dunia lain.

Dan sungguh Allah Maha Bijaksana, saat Nabi Ibrahim dengan sepenuh iman bersiap melakukan perintah Allah, saat pisau yang tajam telah menempel di leher Ismail alaihi salam, Allah berkehendak mengganti Ismail dengan seekor domba putih, besar tanpa cacat. Dan luluslah Nabi Ibrahim dari ujian yang sangat berat.

  فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107)

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiira!

Jama’ah Id rahimakumullah!

Demikianlah sepintas sejarah Nabi Ibrahim yang tertera dalam Qur’an. Tercatatnya kisah agung ini tentu agar manusia yang kemudian bisa mengambil ibrahnya. Dan banyak hikmah yang bisa kita ambil darinya. Diantaranya adalah :

Pertama, iman itu membutuhkan bukti.

Iman itu tidak cukup hanya merupakan keyakinan di hati saja, tetapi harus dibenarkan oleh lisan dan anggota badan. Iman itu harus dibuktikan dengan berbagai ibadah, melaksanakan amal shaleh, berbakti kepada orang tua, mendatangkan kebaikan kepada orang banyak serta berbagai perbuatan baik lainnya.

Kedua,  semua bentuk pengabdian kepada Allah itu tidak pernah membuat penderitaan baik manusia.

Semua bentuk ibadah yang diperintahkan Allah tidak akan pernah menyebabkan hamba-Nya menderita. Demikian juga ujian Allah kepada Nabi Ibrahim. Allah tidak menghendaki Nabi Ibrahim menderita karena melaksanakan perintah Agama, maka ketika Ibrahim telah terlihat siap melaksanakan perintah, digantilah Ismail dengan domba yang justru dagingnya bisa mendatangkan kegembiraan untuk orang banyak.

Tidak ada sejarahnya orang menjadi celaka, rumah tangganya rusak, ekonominya hancur karena melaksanakan perintah agama.  Yang sering kita temui adalah kehidupan rumah tangga yang hancur  karena jauh dari agama; orang-orang menderita karena menabrak larangan agama.  Yang sering  kita lihat adalah orang-orang yang penuh was-was dan jauh dari ketenteraman karena tidak mau berpegang kepada agama.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiira!

Jama’ah Id rahimakumullah!

Hikmah ketiga, agama sungguh mendorong semua manusia untuk bisa hidup rukun dan tolong menolong.

Udhiya (hewan sembelihan) dagingnya dianjurkan untuk dibagi-bagi ke orang banyak. Allah tidak menghendaki sajian dari hewan qurban itu.

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ …..

Daging-daging unta dan darahnya tidak akan sampai kepada-Ku. Tetapi taqwa kalian yang akan sampai  . . . “ (QS. Surah al Hajj ayat 37)

Daging yang dibagikan kepada khalayak banyak itu akan menjadikan eratnya persaudaraan di kalangan masyarakat, sekaligus akan menghilangkan permusuhan di hati orang-orang. Sungguh selain memerintahkan untuk membaguskan hubungan dengan Allah (habluminnallah) agama juga mendorong manusia untuk berbaik-baik dengan sesamanya (habluminnanas).

Di banyak kesempatan Rasulullah shallallahu alaihi wa salam, menganjurkan setiap muslim untuk gampang memberi pertolongan kepada orang lain dan saling membantu untuk mencukupi kebutuhan bersama : mendirikan masjid, mengurus yatim piatu, dan menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan lain. Demikian juga, agama melarang perkara-perkara yang akan menumbuhkan permusuhan diantara  manusia. Bersabda Rasulullah shallallahi alaihi wassalam :

لَا تَقَاطَعُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا ….

Jangan engkau memutus silaturahim, jangan memutus persaudaraan jangan saling membelakangi, jangan saling iri dan saling mendengki. Jadilah kalian  saling bersaudara ..." (Muttafaq 'alaih)

Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaha Illa Allahu Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.

 Jama’ah Id Rahimakumullah.

Demikianlah khutbah yang bisa saya sampaikan. Menutup khutbah ini marilah kita semua berusaha sungguh-sungguh untuk berpegang kepada agama dan senantiasa berjalan di atas jalan takwa. Sebab hanya dengan berpegang teguh agama Allah, kita akan menemukan ketenteraman dan kebaikan hidup dunia dan akhirat. Sungguh surga jannatun naim itu tempat kembali untuk orang-orang yang berpegang kepada agama, bukan tempat yang disediakan bagi orang-orang yang tidak mengabaikan agama dan menjadikan agama sebagai sesuatu yang tidak penting.

Mari kita berdoa :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَ نْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا   وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا  وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا    وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَّنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ   وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ   وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ   والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ  والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ   والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ   والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ   والفَوْزَ بِالجَنَّةِ  والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ   يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. اَللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَأَعْمَالَنَا وَجَمِيِعَ عِبَادَاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.   

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ  النار.

  

Untuk membaca atau mencetak file khutbah IDUL ADHA 1444H  singkat ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :


DOWNLOAD 

Post a Comment

أحدث أقدم