Kultum Subuh

Menjemput Bahagia

di Pagi Buta

Ust. Sadmonodadi

 

Pendahuluan

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh dengan tuntutan, banyak orang merasa bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih dengan memiliki harta berlimpah, kedudukan tinggi, atau ketenaran. Padahal, Rasulullah telah mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada kemewahan dunia, melainkan pada rasa aman, kesehatan, dan kecukupan rezeki yang dimiliki seseorang.

Sebagaimana sabda beliau dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

مَن أصبحَ مِنكُم آمِنًا في سِرْبِه ، مُعافًى في جسَدِهِ ، عندَهُ قُوتُ يَومِه ، فَكأنَّمَا حِيزَتْ له الدُّنْيا

"Barangsiapa bangun di pagi hari dalam keadaan merasakan aman pada dirinya, sehat badannya, dan ia memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikuasakan kepadanya." (HR. Tirmidzi)

Hadits ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana cara kita memandang kehidupan. Ada tiga hal utama yang disebutkan dalam hadits ini yang mestinya bisa mengantarkan kita kepada kebahagiaan. Ketiga hal itu adalah :

1.   Keamanan dan Kedamaian

Rasa aman adalah nikmat besar yang sering kali dianggap sepele. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin tidak terlalu memikirkan betapa berharganya hidup tanpa ketakutan akan ancaman atau bahaya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا ...

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: 'Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan berikanlah rezeki kepada penduduknya..." (QS. Al-Baqarah: 126)

Keamanan memungkinkan kita untuk bekerja, beribadah, dan menjalani kehidupan dengan tenang. Sebaliknya, tanpa keamanan, berbagai kenikmatan duniawi pun menjadi tidak berarti.

2.   Kesehatan sebagai Karunia Tak Ternilai

Kesehatan adalah anugerah yang sangat berharga. Tetapi kebanyakan orang melupakan nikmat ini. Baru menyadari pentingnya kesehatan setelah mereka jatuh sakit. Rasulullah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)

Dengan tubuh yang sehat, kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari, beribadah dengan sempurna, dan meraih keberkahan hidup. Oleh karena itu, menjaga kesehatan melalui pola makan yang baik, olahraga, serta menjaga kebersihan adalah bentuk rasa syukur atas nikmat Allah .

3.   Kecukupan Rezeki untuk Hari Itu

Dalam hadits ini, Rasulullah tidak menyebutkan kekayaan berlimpah sebagai syarat kebahagiaan, melainkan cukupnya makanan untuk hari itu saja. Hal ini mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan. Allah berfirman:

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا

"Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya..." (QS. Hud: 6)

Terkadang, manusia terlalu sibuk mengejar harta hingga lupa menikmati apa yang telah dimilikinya. Padahal, ketenangan hati tidak datang dari banyaknya harta, melainkan dari sikap qana'ah (merasa cukup dengan rezeki yang diberikan Allah).

Kesimpulan

Hadits ini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada harta atau jabatan, melainkan pada tiga hal yang sering kita anggap remeh: keamanan, kesehatan, dan kecukupan rezeki. Jika kita bangun di pagi hari dengan memiliki ketiga hal tersebut, kita sudah mendapatkan anugerah yang setara dengan memiliki seluruh dunia.

Dengan memahami dan mengamalkan hadits ini, kita akan lebih mudah bersyukur dan merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur dan selalu merasa cukup dengan nikmat-Nya. Aamiin.


-------------------------------

Download Versi PDF 






Post a Comment

أحدث أقدم